Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Harpoen, Aplikasi "Juara Dunia" Pencatat Kenangan

Kompas.com - 09/03/2013, 10:28 WIB

Harpoen

JAKARTA, KOMPAS.com - Ingatkah sewaktu kecil, Anda berkunjung ke satu tempat lalu menulis sesuatu di tembok atau mengukir di pohon untuk meninggalkan kenangan bahwa Anda pernah berkunjung ke sana? Bagaimana jika hal itu Anda lakukan secara digital, melalui aplikasi mobile asli Indonesia?

Harpoen, sebuah aplikasi geo-lokasi di perangkat mobile, memungkinkan Anda untuk melakukan itu. Anda bisa memakai Harpoen untuk meninggalkan catatan, foto, atau berkomentar di manapun Anda berada selagi terkoneksi dengan internet.

Ketika Anda berada di suatu tempat, Anda bisa mengecek Harpoen untuk melihat hal seru apa saja yang ada di sekitar. Ia seperti papan pengumuman yang ditulis oleh seseorang dan bisa dilihat oleh orang lain yang berada di sekitar sana.

"Dari awal kami ingin membuat tembok di sekeliling kita berbicara dengan Harpoen. Makes spaces talk, istilahnya," kata Agatha Simanjuntak, salah seorang pendiri Harpoen.

Dari pengalam KompasTekno memakai Harpoen, aplikasi ini dimanfaatkan untuk mencatat hal menarik atau meninggalkan foto kenangan yang terjadi di lokasi. Bisa juga digunakan untuk mencatat menu makanan terbaik di restoran.

Salah satu yang tak terduga di Harpoen, aplikasi ini sering digunakan untuk mencatat nama Wi-Fi dan password di suatu tempat agar berguna untuk orang lain. Ada pula yang meninggalkan puisi dari dan untuk sepasang kekasih yang berkunjung ke tempat penuh kenangan. Ini sungguh menyenangkan, mencatat apapun yang kita pikirkan di tempat penuh kenangan!

Harpoen menawarkan tampilan antarmuka (user interface/UI) yang keren, serta memberi pengalaman (user experience/UX) yang berbeda dalam memanfaatkan aplikasi geo-lokasi.

Harpoen menjauh dari konsep peta yang sering dipakai sebagai tampilan aplikasi geo-lokasi. Mereka melakukan hal yang berbeda dan memilih gaya infografis dari tahun 70 dan 80-an yang identik dengan unsur bulat.

Selain Agatha, Harpoen juga didirikan oleh JP Ellis dan Ty Kroll. Dua nama terakhir berasal dari Amerika Serikat. Ellis adalah suami Agatha yang sudah tinggal di Indonesia selama 7 setengah tahun. Sementara Kroll, sering bolak-balik ke Indonesia sejak 10 tahun lalu untuk berselancar menantang ombak.

Ketiganya bertemu dan memulai bisnis di Indonesia. "Harpoen dibuat di sini, dari ide awal sampai eksekusi," tegas Agatha.

Aplikasi juara dunia

Harpoen menjadi juara dunia untuk aplikasi mobile kategori pariwisata dan budaya di World Summit Award (WSA)-Mobile 2013, Abu Dhabi, Uni Emirat Arab, 5 Februari 2013.

Juri memilih Harpoen berdasarkan keunikan konsep, pelaksanaan, potensi untuk menjangkau khalayak global, dan penerapan komersial. Harpoen mengalahkan aplikasi untuk panduan wisata dari Italia, pemesanan taksi global dari Estonia, sebuah aplikasi pengalaman spontan dari Uganda, dan pemandu wisata dari Austria.

"Kami sangat berterima kasih dapat penghargaan tingkat global dari juri-juri yang begitu berbobot. Tentunya, kami sangat bangga dapat membawa nama Indonesia ke kompetisi ini," ujar Agatha.

Harpoen adalah aplikasi mobile pertama dari Indonesia yang mendapat gelar ini. Juara lainnya termasuk iButterfly dari Hong Kong di kategori mobile commerce, RoadRoid dari Swedia dalam pemerintahan ponsel, Proyek Noah dari Kanada dalam pendidikan seluler, dan HandTalk dari Brasil di pemberdayaan mobile.

Harpoen versi 1.0 dirilis pada Maret 2012 untuk perangkat iOS. Tim pengembang kemudian merilis Harpoen versi 2.0 pada Februari 2013, dan terintegrasi dengan Facebook dan Twitter. Harpoen juga menyediakan filter foto untuk mengolah gambar agar terlihat ciamik.

Selama ini Harpoen berjalan dengan pendanaan sendiri untuk pengembangan aplikasi serta maintenance server. Mereka membuka investasi dari perorangan maupun perusahaan, selagi mitra tersebut dianggap tepat.

Harpoen sudah diunduh oleh puluhan ribu pengguna. Yang terbesar jelas dari Indonesia, meliputi Jakarta, Bandung, Yogyakarta, Malang, Denpasar, Cirebon, Surabaya. Agatha mengklaim Harpoen juga banyak digunakan di Amerika Serikat, Jepang, Singapura, Korea Selatan, Brazil dan Jerman.

Aplikasi ini sedang dikembangkan untuk sistem operasi Android dan BlackBerry 10, yang diharapkan bisa rilis pada akhir Maret 2013.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com