Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Andy Rubin, "Si Gila" di Balik Android

Kompas.com - 14/03/2013, 19:23 WIB

gizmodo.com

 


KOMPAS.com
Andrew "Andy" Rubin bolehlah dijuluki "Bapak Android". Ia merupakan pendiri Android Inc, yang kemudian dibeli Google dan "meledak" jadi sistem operasi smartphone laris.

Sempat jadi Kepala Sistem Operasi Android di Google, Andy telah mengundurkan diri dari posisi itu. Meskipun demikian, ia dikabarkan masih di Google, menjabat posisi yang belum diumumkan.

Salah satu kalimat Rubin tentang Android yang terkenal adalah, "Kami tidak sedang membuat sebuah ponsel Google; kami memungkinkan ribuan orang untuk membuat ponsel Google!"

Kalimat itu seakan menegaskan filosofi di balik ponsel Android. Terbukti, sekarang ada banyak jenis ponsel, tablet, dan bahkan kamera yang menjalankan sistem operasi Android.

Karier Rubin di Google dimulai sejak 2005, saat Android Inc dilahap oleh Google. Namun, sebelum itu, Rubin ternyata sudah pernah bersinggungan dengan Apple dan Microsoft, dua raksasa yang sekarang juga bersaing dengan Google di arena smartphone.

Masuk Apple dari pantai

Sejak kecil, Rubin sudah terbiasa melihat banyak gadget baru. Ini karena ayahnya, seorang psikolog yang banting setir ke bisnis direct marketing, menyimpan produk elektronik yang akan dijualnya di kamar Rubin.

Ia memiliki minat besar pada segala hal berbau robot. Di Carl Zeiss AG, tempat kali pertama ia bekerja setelah lulus kuliah, Rubin berada di sebuah divisi robotika, tepatnya pada komunikasi digital antara jaringan serta perangkat pengukuran dan manufaktur.

Setelah dari Carl Zeiss, ia sempat bekerja di bidang robot di sebuah perusahaan di Swiss. Karier Rubin di bidang robotika nampaknya semakin cerah. Namun, hidupnya berubah gara-gara liburan di Cayman Island tahun 1989.

Saat sedang mengunjungi kepulauan tropis di Jamaika itu, Rubin tak sengaja bertemu dengan seorang bernama Bill Caswell. Pria ini sedang tidur di tepi pantai, terusir dari sebuah cottage setelah bertengkar dengan pacarnya.

Andy menawarkan pria itu tempat tinggal. Sebagai balas budi, Casswell menawarkannya pekerjaan. Kebetulan, pria itu bekerja di Apple.

Di Apple, Rubin mengalami masa-masa yang menyenangkan. Pada saat itu, Apple masih dalam kondisi baik berkat komputer Macintosh.

Budaya Apple pun menular pada diri Rubin. Di sana ia sempat melakukan kejahilan seperti memprogram ulang sistem telepon sehingga ia bisa berpura-pura sebagai sang CEO, John Sculley.  

Lelucon seperti itu mungkin akan disukai Steve Jobs, pria yang gemar membuat lelucon lewat telepon. Namun ketika itu adalah periode Apple tanpa Jobs.

"Dilempar" ke General Magic

Dari bagian manufaktur, Rubin pindah ke bagian riset di Apple. Kemudian, pada 1990, Apple melakukan spin-off untuk membentuk sebuah perusahaan bernama General Magic dan Rubin ikut di dalamnya.

General Magic berfokus pada pengembangan perangkat genggam dan komunikasi. Para engineer yang gila kerja, termasuk Rubin tentunya, berhasil mengembangkan sebuah peranti lunak bernama Magic Cap.

Sayangnya, Magic Cap tidak mendapat sambutan dari perusahaan handset dan telekomunikasi. Beberapa yang menerapkan Magic Cap hanya melakukannya sebentar. General Magic pun akhirnya hancur.

Beberapa pengembang di General Magic, bersama beberapa veteran Apple, kemudian mendirikan Artemis Research. Perusahaan ini mengembangkan sesuatu bernama WebTV, sebuah upaya awal untuk menggabungkan internet dengan televisi.

"Mampir" ke Microsoft

Rubin bergabung dengan Artemis untuk ikut mengembangkan WebTV tersebut. Saat Microsoft membeli Artemis, di 1997, Rubin pun ikut bergabung dengan perusahaan raksasa itu.

Episode gila khas Rubin kembali terjadi di Microsoft. Rubin membangun sebuah robot yang dilengkapi kamera untuk mengerjai rekan-rekannya. Gilanya, robot itu terhubung ke internet dan pada satu insiden sempat dibobol oleh pihak di luar Microsoft.

Pada 1999, Rubin keluar dari WebTV (dan artinya, ia tak lagi menjadi karyawan Microsoft). Ia kemudian menyewa sebuah toko di Palo Alto, California, dan menyebut toko itu sebagai laboratorium.

Halaman Berikutnya
Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com