Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

5 Perusahaan TI yang Bangkit Berkat Pivot

Kompas.com - 22/03/2013, 10:59 WIB

Tim Redaksi

4. PayPal
Asal Anda tahu, pada 1999, PayPal adalah nama sebuah aplikasi yang dibuat oleh perusahaan bernama Confinity. Awalnya, PayPal dirancang sebagai sistem pembayaran mobile yang memanfaatkan perangkat PDA. Karena PayPal menggunakan sistem enkripsi yang kuat, Confinity mendapatkan izin dari Pemerintah Amerika Serikat (AS) untuk menawarkan sistem pembayarannya di luar AS.

Pada tahun 2000, Confinity melakukan merger dengan perusahaan jasa keuangan online, X.com. Perusahaan hasil merger itu kemudian menggunaka nama X.com yang dinilai lebih potensial ketimbang Confinity ataupun PayPal.

Namun, pada perkembangannya, nama X.com justru mengundang asumsi negatif dan kesan porno. Karena itu, setelah melakukan restrukturisasi, perusahaan itu mengganti namanya menjadi PayPal Inc.

5. Twitter
Pada tahun 2005, pendiri Twitter, Noah Glass dan Evan William menciptakan startup bernama Odeo yang fokus pada layanan podcasting. Tetapi mereka mengundurkan diri dari bisnis tersebut setelah iTunes Store milik Apple muncul dengan layanan serupa.

Noah dan Evan kemudian berdiskusi dengan rekan mereka, Jack Dorsey, yang saat itu tengah mengembangkan sebuah layanan messaging yang unik. Tim inti Odeo, termasuk Biz Stone, akhirnya membangun sebuah startup baru bernama Obvious Corp.

Lewat startup baru ini, mereka mengembangkan beberapa aplikasi, termasuk aplikasi messaging dengan kode nama “Twttr”. Mereka menambahkan 2 huruf vokal ke dalam kode nama aplikasi itu, menjadi Twitter, dan merilisnya pada tahun 2006.

Pada tahun 2007, Twitter menjadi populer. Oleh Evan, Odeo dijual kepada perusahaan Sonic Mountain yang berbasis di New York. Setelah pivot, Odeo masih eksis hingga kini sebagai penyedia platform manajemen video untuk kelas enterprise.

Kelima perusahaan yang disebutkan di atas adalah contoh dari perusahaan-perusahaan yang menjadi berhasil setelah melakukan pivot. Tetapi, perjalanan mereka menuju sukses pun tidak bisa dikatakan instan.

Selain mereka, masih banyak startup—di dalam maupun luar negeri—yang melakukan pivot demi menyelamatkan usahanya. Tak jarang, pivot yang harus dilakukan cukup ekstrem dan menuntut pendiri startup mengubah ide dasar, tipe layanan, serta target pengguna layanannya.

*Restituta Ajeng Arjanti, Penulis buku “Startup, Indonesia!” (Twitter: @tweetut)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com