Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Duh, Kabel Internet Indonesia Sering Dicuri untuk Besi Tua

Kompas.com - 27/03/2013, 09:32 WIB

(CTBTO Preparatory Commission/flickr) Penyelam memeriksa kondisi kabel bawah laut.

JAKARTA, KOMPAS.com — Kabel bawah laut sering menjadi incaran pencuri untuk dijual kembali ke pedagang besi tua. Selain merugikan perusahaan pemilik kabel bawah laut, hal ini juga berdampak pada jaringan telekomunikasi Indonesia.

Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) sering menerima laporan dari aparat penegak hukum tentang pencurian kabel bawah laut. Namun, Kemenkominfo tak punya data pasti pencurian kabel bawah laut.

Chairman Internet Data Center (IDC) Indonesia, Johar Alam Rangkuti, berpendapat, jika terlalu banyak kabel bawah laut yang dicuri, hal ini akan jadi masalah dan mengganggu, apalagi banyak aksi pencurian kabel bawah laut yang tidak ketahuan.

Ia berkisah, pada 4 Maret 2013, terjadi pencurian kabel serat optik di perairan antara Pulau Bangka dan Batam. "Totalnya sekitar 16 ton, sudah dipotong-potong dan dimasukkan ke truk," ujarnya. Aksi pencurian ini berhasil ditangkap oleh Kepolisian Bangka.

Jika ada kabel bawah laut yang terputus, perusahaan pemilik jaringan butuh waktu beberapa hari untuk memperbaikinya karena mereka harus menyewa kapal laut dan tim teknisi khusus. Dampak dari kabel yang putus juga besar, sebuah layanan akan terganggu dan operator telekomunikasi harus mengambil langkah mencari rute telekomunikasi alternatif.

Kabel-kabel itulah yang menghubungkan jaringan telekomunikasi Indonesia ke jaringan luar negeri, termasuk internet, agar pelanggan bisa mengakses konten internasional yang server-nya ditempatkan di luar negeri.

Menurut Head of Corporate Communications & Affair Telkom Slamet Riyadi, kabel serat optik tidak terlalu menjadi incaran pencuri karena kabel ini terbuat dari kaca atau plastik. "Yang paling sering dicuri adalah kabel tembaga karena nilainya lebih tinggi dibandingkan serat optik," jelas Slamet saat dihubungi KompasTekno, Selasa (26/3/2013).

Ada banyak sekali sistem kabel bawah laut di perairan Indonesia, tetapi kebanyakan dimiliki pemain global. Telkom sendiri memiliki jaringan kabel serat optik bernama Jasuka.

Kepala Pusat Informasi dan Humas Kementerian Komunikasi dan Informatika, Gatot S Dewa Broto, mengatakan, kasus pencurian kabel bawah laut menjadi tanggung jawab kepolisian setempat. Jika pencurian terjadi di Pulau Bangka, kepolisian setempatlah yang harus menangani kasus ini.

Selain pencurian, hal lain yang sering mengganggu kabel bawah laut adalah kapal yang lalu-lalang di laut. Dalam gangguan layanan internet Telkom Speedy dan Smartfren pada Maret 2013, kedua perusahaan menduga kabel bawah laut terputus karena tertimpa jangkar kapal. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com