Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kerja Emiten

Utang Grup Bakrie Sebesar Rp 6,44 Triliun

Kompas.com - 31/03/2013, 22:14 WIB
Tjahja Gunawan Diredja

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Utang PT Bakrie & Brothers Tbk (BNBR), saat ini mulai berkurang karena sepanjang 2012 mampu menekan beban utang hingga 40 persen.

Tahun 2011, BNBR masih mencatatkan utang sebesar Rp 10,71 triliun. Tahun lalu, utang Perseroan berkurang sangat signifikan sebesar Rp 4,27 triliun, menjadi hanya Rp 6,44 triliun. Bersamaan dengan itu, beban bunga utang juga bisa ditekan dari sebelumnya Rp 2 triliun pada tahun 2011 menjadi Rp 1,19 triliun tahun 2012.

"Penurunan beban utang dan bunga pinjaman ini meringankan beban keuangan perseroan sepanjang tahun 2012," ujar Direktur Keuangan BNBR, Eddy Soeparno, dalam siaran persnya yang diterima Minggu (31/3/2013).

Manajemen BNBR tetap optimis, tahun 2013 mampu mencatatkan kinerja lebih baik. Laporan keuangan konsolidasian Perseroan tahun 2012 menunjukkan indikator-indikator finansial yang baik dan prospektif. Perseroan berhasil mencatatkan perolehan revenue sebesar Rp 15,48 triliun, serta sukses meraup laba bersih senilai Rp 354,87 miliar, dan laba yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp 127,77 miliar.  

"Banyak catatan positif yang berhasil dibukukan oleh perseroan sepanjang tahun lalu, khususnya terkait dengan manajemen utang dan portofolio. Ini berkat kerja keras manajemen dan seluruh jajaran kerja BNBR," kata Bobby Gafur Umar, Direktur Utama & CEO BNBR.

Beberapa indikator utama dalam laporan keuangan BNBR tahun 2012 memperlihatkan bahwa Perseroan memang memiliki kesempatan dan kemampuan besar dalam meningkatkan kinerja. "Net profit kami menunjukkan peningkatan. Jumlah revenue BNBR juga cukup signifikan. Dan penting untuk dicatat, pada tahun 2012 lalu kami berhasil menekan beban utang dalam jumlah yang sangat berarti," kata Bobby.

Bobby juga menjelaskan, unit-unit usaha BNBR dalam beberapa tahun terakhir juga menunjukkan kinerja yang semakin baik, sehingga mampu memberikan kontribusi lebih signifikan terhadap revenue Perseroan. Tahun 2012, unit-unit usaha Perseroan menyumbang 66 persen dari total revenue BNBR, dengan nilai mencapai Rp 10,11 triliun. PT Bakrie Building Industries (BBI) dan PT Bakrie Tosanjaya (BTJ), disebut Bobby sebagai dua unit usaha Perseroan yang memiliki prospek sangat baik untuk terus dikembangkan.

"Industri bahan bangunan memiliki prospek sangat bagus, seiiring dengan pertumbuhan industri properti dan konstruksi. Didukung juga dengan jumlah penduduk yang sangat besar dan daya beli kunsumen yang terus meningkat, kami sangat optimis, industri bahan bangunan di dalam negeri akan terus melaju," kata Bobby.

PT BBI memproduksi aneka jenis bahan bangunan. Tahun 2012, PT BBI berhasil meraup laba bersih Rp 39,2 miliar, meningkat 62 persen dibandingkan dengan tahun sebelumnya. "Tahun 2012, nilai penjualan PT BBI tumbuh 45 persen hingga mencapai Rp 651 miliar. Tahun 2013 ini, targetnya Rp 873 miliar. Ini target yang sangat realistis, mengingat berbagai inisiatif yang sedang dilakukan untuk mendorong pertumbuhan usaha PT BBI," kata Bobby.

PT Bakrie Tosanjaya (BTJ), perusahaan yang memproduksi komponen otomotif, memiliki prospek yang sangat cerah untuk berkembang sejalan dengan pertumbuhan industri otomotif nasional. "Kami serius memacu pertumbuhan bisnis divisi manufaktur komponen otomotif menjadi bidang usaha utama PT BTJ," kata Bobby.

Dalam rangka pengembangan tersebut, menurut Bobby, Perseroan belum lama ini telah menuntaskan proses akuisisi aset terkait dengan komponen otomotif yang dimiliki oleh salah satu anak kelompok usaha besar asal Korea Selatan yang beroperasi di Indonesia. "Ya, sudah final, dengan dukungan pembiayaan dari perbankan nasional," ujarnya.

PT BTJ selama ini tercatat sebagai produsen dan pemasok komponen beberapa merk mobil komersial. "BTJ selama ini menjadi salah satu pemasok utama komponen untuk kendaraan niaga seperti Mitsubishi, Hino, Daihatsu dan Toyota. Kinerja Bakrie Tosanjaya sangat bagus, dengan pertumbuhan EBITDA sekitar 60 persen dibanding tahun 2011. Ini juga didukung oleh pasar mobil komersial yang rata-rata per tahun tumbuh 24 persen sampai 26 persen," kata Chief Investor Relations BNBR, Indra Ginting.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com