Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menguji Kinerja Ponsel Aluminium HTC One

Kompas.com - 09/04/2013, 13:39 WIB

KOMPAS.com - Seorang teman pernah berkomentar bahwa nama "One" yang dipilih HTC untuk ponsel ini merupakan keputusan marketing yang aneh, terutama dari sudut pandang optimalisasi mesin pencari.

 "Coba saja cari di Google, pasti akan sulit mencari info soal perangkat ini karena tercampur dengan ponsel-ponsel terdahulu HTC yang sama-sama bernama 'One'," celoteh sang teman.

Entah apa alasan sebenarnya di balik pemilihan nama tersebut, tapi kata "One" tanpa embel-embel apapun seolah memberi kesan keyakinan terhadap suatu produk, bahwa perangkat yang bersangkutan adalah "The One",  smartphone "terpilih" yang (akhirnya) akan membawa HTC ke posisi puncak di jagat mobile.

Benarkah demikian? Hanya waktu yang bisa menjawab. Yang jelas, KompasTekno dbuat terkesan oleh perangkat yang dibekali berbagai macam fitur inovatif ini setelah mencobanya beberapa lama. Apa alasannya? Ikuti ulasan berikut.

Desain

HTC sungguh terkesan tak main-main dengan andalan barunya ini. Dari awal mata memandangnya pun, One sudah terlihat seperti perangkat berkelas yang layak duduk di posisi teratas tangga smartphone dunia bersama Samsung Galaxy S4, Apple iPhone 5, dan BlackBerry Z10.


htc_one_front-back Bagian depan dan belakang HTC One (Gambar: Oik Yusuf/ Kompas.com)

Hampir seluruh tubuhnya dibalut cangkang aluminium bertekstur matte mirip bahan serupa pada seri notebook MacBook besutan Apple. Bahan logam ini membuat HTC One terasa dingin saat pertama kali disentuh, sekaligus solid, kokoh, sama sekali tak seperti smartphone lain yang berbahan plastik.

Desain One agaknya menganut konsep minimalis. Di bagian muka hanya akan dijumpai dua buah tombol softbutton, yaitu "Home" dan "Back".

htc_one_grille
(Gambar: Oik Yusuf/ Kompas.com)

Sisi atas dan bawah perangkat ini agak melebar untuk mengakomodir dua unit speaker hasil kreasi Beats Audio. Maksudnya, agar terdapat spacing stereo yang memadai saat pengguna memakai HTC One untuk menonton film dalam orientasi landscape. Bentuk yang melebar tersebut sekilas membuatnya tampak mirip dengan BlackBerry Z10.

htc_one_use Dengan ketebalan 9,3mm, HTC One terasa lebih tipis dari yang sebenarnya karena bentuk sisi belakang yang melengkung (Gambar: Oik Yusuf/ Kompas.com)

Sekeliling display 4,7 inci pada HTC One dibingkai dengan bezel berwarna hitam glossy yang selaras dengan tema keseluruhan smartphone ini. Layar yang dilapis Gorilla Glass anti-baret tersebut memiliki resolusi full-HD (1920x1080).

Tampilannya sungguh luar biasa. Cerah dan kontras tanpa saturasi berlebihan (warna terlalu pekat) seperti pada layar AMOLED di beberapa perangkat lain. Viewing angle display HTC One pun luas, bisa dilihat dari sudut manapun tanpa degradasi kualitas yang berarti. Saking bagusnya, layar ini seolah-olah terlihat seperti stiker kertas yang ditempelkan di permukaan smartphone.

htc_one_top Konektor audio 3,5 mm di bagian atas HTC One, di samping tombil power. Dari sudut pandang ini bisa dilihat bentuk tubuh HTC One yang melengkung di bagian belakang sehingga terasa pas di tangan (Gambar: Oik Yusuf/ Kompas.com)

Beralih ke urusan konektivitas, pengguna bisa menemukan slot micro-SIM card HTC One di sisi kiri perangkat, sementara tombol volume ditempatkan di sisi kanan seperti biasa. Tombol volume up-down ini agak sulit ditekan karena tidak menonjol, melainkan rata dengan tubuh smartphone di sekelilingnya.

Untuk memudahkan pengguna yang gemar melarutkan diri dalam alunan musik, disediakan pula sebuah konektor jack audio 3,5mm di sisi atas. Adapun port USB untuk keperluan transfer data dan charging bisa ditemukan di bagian bawah.

htc_one_headphones Sebuah earphone model "in-ear" berwarna merah menyala turut disertakan dalam paket penjualan (Gambar: Oik Yusuf/ Kompas.com)


htc_one_charger Pengisian baterai bisa dilakukan memakai perangkat charger yang tersedia atau dicolok langsung ke port USB di komputer (Gambar: Oik Yusuf/ Kompas.com)

Kebetulan, Kompas Tekno memperoleh sample HTC One yang berwarna hitam. Perangkat ini juga tersedia dalam pilihan warna lain, yaitu putih/silver. Untuk melihatnya, silakan baca artikel hands-on Kompas Tekno di tautan berikut.

Software

HTC One mengusung sistem operasi Android 4.1.2 (Jelly Bean) yang dikustomisasi dengan user interface HTC Sense 5. Berbeda dengan UI pada seri-seri ponsel terdahulu, Sense 5 tampil sederhana tapi tetap elegan dan sedap dipandang.

Layar "all programs", misalnya, hanya dihiasi latar belakang berwarna hitam dengan deretan icon yang tampak flat, tanpa efek 3D, drop shadow, atau apapun. Di bagian atas terdapat keterangan jam dan informasi cuaca yang membantu pengguna agar tetap awas dengan keadaan sekitar.

Susunan grid antar-icon terlihat agak renggang (3x4) secara default, tetapi bisa diubah menjadi 4x5 apabila diinginkan, seperti terlihat di bawah.

htc_one_screens_interfaces
(Gambar: Oik Yusuf/ Kompas.com)

Layar homescreen pun tampak "bersih" dari widget. Di samping launch bar di sisi bawah yang memuat beberapa shortcut hanya ada sebuah kolom search bar dan satu pengecualian lagi, Blink Feed.

Blink Feed adalah salah satu fitur unggulan HTC One yang secara default diletakkan di layar homescreen paling kiri. Fitur permanen ini menampilkan berbagai macam update dari sejumlah penyalur konten, termasuk situs berita dan jejaring sosial semacam Facebook dan Twitter, mirip fitur Live Tiles milik Windows Phone.

Untuk mengakses konten, cukup sentuh frame yang memuat konten tersebut. Bentuk dan ukuran frame ini berbeda-beda sehingga terkesan dinamis dan tidak membosankan.

htc_one_screens_blink-feed Tampilan Blink Feed pada HTC One (Gambar: Oik Yusuf/ Kompas.com)

Sayangnya, pengguna hanya dapat memilih update konten dari sumber-sumber terpilih saja, tak bisa leluasa menambahkan sumber sendiri -misalnya RSS feed seperti pada Flipboard. Pun begitu, Blink Feed yang akan langsung menyambut pengguna begitu mulai memakai HTC One ini terasa cukup menghibur dan informatif.

Tentu, layar home screen pada HTC One pun bisa ditambah jumlahnya serta diimbuhi berbagai macam widget dan shortcut aplikasi sesuai keiginan pengguna.

Zoe dan Highlights Reel

Halaman Berikutnya
Halaman:
Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com