Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
BOM BOSTON

Obama Sebut sebagai Aksi Terorisme Pengecut

Kompas.com - 17/04/2013, 03:20 WIB

Washington DC, Selasa - Insiden ledakan bom kembar di garis finis Maraton Boston, di Boston, Massachusetts, Senin (15/4), adalah aksi terorisme pengecut. Hal itu ditegaskan Presiden Amerika Serikat Barack Obama di Washington DC, setelah menerima penjelasan dari pimpinan Biro Investigasi Federal AS terkait insiden tersebut.

Sehari sebelumnya, Obama bersikap hati-hati dan tidak menggunakan kata ”teror” atau ”terorisme” dalam tanggapan awalnya. ”Kami akan mencari siapa dan mengapa mereka melakukan ini. Individu dan kelompok yang bertanggung jawab akan mendapatkan hukuman yang setimpal,” ujar Obama.

Gedung Putih mengaku belum mengetahui pelaku dan motif di balik peristiwa itu. FBI menggelar penyelidikan besar-besaran, Selasa, untuk mencari pihak yang bertanggung jawab atas ledakan bom itu.

Ledakan saat berlangsungnya lomba maraton tertua di dunia itu menewaskan tiga orang, termasuk Martin Richard, bocah laki-laki berusia delapan tahun, dan mencederai lebih dari 150 orang. Sebagian besar korban adalah penonton yang menunggu kerabat atau keluarga mereka di garis finis, sekitar empat jam setelah start.

Ruas Jalan Boylston hingga Alun-alun Copley, tempat ledakan terjadi, ditutup untuk lalu lintas umum. Spanduk tanda finis masih melintang di atas jalan yang lengang. Puluhan penyelidik bekerja keras mencari bukti yang terserak di lokasi.

Polisi juga menggeledah sebuah apartemen di Revere, 10 kilometer timur laut Boston, kediaman seseorang yang diduga terkait ledakan itu. Selasa subuh, terlihat polisi mengangkut sejumlah kantong kertas, kantong sampah, dan tas keluar dari apartemen itu.

FBI juga meminta penonton dan media yang memiliki rekaman video, audio, dan foto saat ledakan terjadi agar menyerahkan kepada polisi.

Agen khusus FBI, Rick DesLauriers, yang memimpin penyelidikan itu kepada media memastikan tidak ada ancaman keamanan lain setelah dua ledakan itu. Adapun Gubernur Massachusetts Deval Patrick mengklarifikasi hanya dua bom yang meledak dan tak ditemukan bom yang tidak meledak, seperti diberitakan media sebelumnya.

Dua ledakan bom yang berisi gotri dan paku untuk memaksimalkan jumlah korban ini adalah insiden terburuk di AS sejak serangan 11 September 2001.

Kelompok Taliban Pakistan, yang pernah mengancam menyerang AS karena mendukung Pemerintah Pakistan melawan Taliban, menyangkal keterlibatan mereka dalam ledakan itu.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com