Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tersangka Bom Boston Tewas

Kompas.com - 20/04/2013, 04:31 WIB

Boston, Jumat - Polisi menembak mati satu tersangka pelaku bom Maraton Boston dan mengejar satu tersangka lain. Tamerlan Tsarnaev (26) tewas dalam baku tembak di Watertown, sementara Dzhokhar Tsarnaev (19) melarikan diri.

Drama perburuan Tsarnaev bersaudara dimulai pada Kamis (18/4) tengah malam, setelah seorang polisi ditembak mati di dekat kampus Massachusetts Institute of Technology (MIT). Penembakan itu menyusul usaha perampokan gerai 7-Eleven oleh kedua tersangka yang kemudian membajak sebuah mobil dan melarikan diri ke arah kota satelit Watertown, Massachusetts.

Di tengah jalan, pemilik mobil diturunkan tanpa luka.

Christine Yajko, saksi mata di Watertown, mengatakan, baku tembak terjadi sekitar 10 menit, yang diselingi dengan ledakan mirip suara bom. Dalam baku tembak itu, polisi melumpuhkan Tamerlan, sementara Dzhokhar melarikan diri.

Sebelum perampokan gerai 7-Eleven di dekat MIT, polisi dan Biro Investigasi Federal AS (FBI) merilis foto-foto tersangka pelaku bom Maraton Boston yang menewaskan 3 orang dan melukai 170 orang, Senin lalu. Foto-foto tersebut hasil rekaman kamera pengawas tersembunyi di sebuah toko serba ada.

Gambar-gambar yang disebar penegak hukum itu memperlihatkan sosok dua lelaki bertopi putih dan seorang lagi berkacamata hitam serta bertopi hitam. Seusai baku tembak di Watertown, polisi mengidentifikasi pria bertopi hitam sebagai Tamerlan Tsarnaev yang tewas dengan sejumlah luka tembak di bagian atas tubuhnya. Sementara Dzhokhar, tersangka bertopi putih, masih dicari sekitar 10.000 polisi dan Garda Nasional yang mengepung wilayah Boston.

Jumat pagi waktu setempat, pihak berwenang menghentikan seluruh operasi angkutan umum, memblokade semua akses keluar, dan memerintahkan warga Boston serta sekitarnya untuk tetap tinggal di rumah. Warga juga dilarang merespons ketukan pintu kecuali yakin yang mengetuk adalah polisi atau penegak hukum beridentitas.

Tindakan ini diambil pihak berwajib karena yakin Dzhokhar membawa senjata, bahkan dia diyakini masih membawa amunisi dan bahan peledak.

Penelusuran sejumlah media lokal mengungkapkan, Tsarnaev bersaudara datang ke Amerika Serikat satu dekade lalu sebagai pengungsi asal wilayah Rusia yang dekat Chechnya. Ini dibenarkan sang paman, Ruslan Tsarni, yang tinggal di Washington.

Dzhokhar, yang berwajah bayi, pada 2011 mendapatkan beasiswa untuk melanjutkan kuliah saat bersekolah di SMA Cambridge Rindge and Latin School. Dzhokhar juga tercatat sebagai pegulat amatir yang berkompetisi di liga musim dingin Boston.

Sementara sang kakak, Tamerlan, yang kuliah di Bunker Hill Community College, juga merupakan petinju amatir. Dia tercatat pernah mengikuti kejuaraan nasional Golden Gloves di Salt Lake City, Utah. Tamerlan juga pernah dipenjara karena kasus kekerasan terhadap pacarnya. Tamerlan dan Dzhokhar tinggal bersama di Norfolk Street, Cambrigde. (AP/AFP/joy)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com