Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Shanghai Mulai Ditinggalkan Penduduknya

Kompas.com - 05/05/2013, 10:05 WIB

SHANGHAI, KOMPAS.com - Kota-kota besar seolah semakin kehilangan pesonanya. Harga tanah dan hunian yang menjulang, tekanan pekerjaan, serta rumitnya lalu lintas menjadi alasan utama berkurangnya ketertarikan penduduk kota tetap tinggal di kota besar. Meski belum terjadi di semua kota besar di dunia, setidaknya hal ini sudah mulai menjangkiti Shanghai, China.

Enam tahun lalu, Bei Yi (34) mengambil keputusan radikal. Sebagian besar kerabat merasa langkah yang ia ambil sungguh berani dan cenderung "gila". Ia meninggalkan pekerjaan berpenghasilan tinggi sebagai manager di perusahaan kaca di Shanghai, menjual mobil dan apartemennya, lalu pergi ke kota kecil di pedalaman China. Kini, Bei tinggal bersama orang tua dan istrinya di Lijiang, sebuah provinsi di Barat Daya Yunnan. Yunnan disebut-sebut sebagai tujuan para penduduk kota yang menginginkan kehidupan pedesaan yang lebih tenang. Sayangnya, menurut www.bussinessweek.com, saat ini belum ada data yang memastikan hal tersebut.

Keputusan yang diambil Bei membuatnya menjadi salah satu pionir yang berani meninggalkan kehidupan kota besar. Profesor Studi Asia di University of Western Australia Gary Sigley mengatakan, keputusan meninggalkan kota besar umumnya dilatarbelakangi oleh polusi udara, kemacetan, makanan tidak sehat, stres, serta kehidupan penuh "racun" di kota besar China, seperti Beijing dan Shenzhen.

Selain Bei, salah satu penduduk Beijing, Zhang Huiying (33) juga melakukan hal yang sama. Sebelum memutuskan untuk pindah, keseharian Zhang penuh dengan kegiatan melelahkan dan penuh tekanan. Ia merupakan komuter yang harus melakukan perjalanan selama lebih dari satu jam untuk mencapai tempat bisnis minuman kesehatan yang ia dirikan. Beratnya membayar biaya sepuluh pegawai yang terus bertambah, serta lelahnya perjalanan setiap hari membuatnya menyerah. Kini, ia memiliki sebuah penginapan kecil di Lijiang. Ia dapat melakukan hal-hal seperti melukis, bersepeda, serta melakukan yoga.

Menurut survey terakhir Regus (RGU), perusahaan yang menyewakan ruang kantor dan ruang pertemuan di seluruh dunia, 75 persen pekerja China mengatakan tingkat stres mereka bertambah. Dari 80 negara peserta survey yang sama, China memiliki tingkat stres tertinggi.

Sementara itu, pada 2012, survey dari Pew Research Center juga menemukan penurunan tingkat kepuasan penduduk China terhadap "kehidupan modern abad 21". Jumlahnya tinggal 59% saja. Padahal, empat tahun sebelumnya, hasil survey berada di taraf 71%. Di antara berbagai variabel, keamanan makanan menjadi salah satu alasan utama kekhawatiran penduduk China.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Revisi UU Penyiaran Digodok, Platform Digital Akan Diawasi KPI

Revisi UU Penyiaran Digodok, Platform Digital Akan Diawasi KPI

Internet
Arti Kata NT, Bahasa Gaul yang Sering Dipakai di Medsos dan Game

Arti Kata NT, Bahasa Gaul yang Sering Dipakai di Medsos dan Game

Internet
Profil Lee Jae-Yong, Bos Besar Samsung yang Jadi Orang Terkaya di Korea Selatan

Profil Lee Jae-Yong, Bos Besar Samsung yang Jadi Orang Terkaya di Korea Selatan

e-Business
Tablet Samsung Galaxy Tab S6 Lite 2024 Resmi di Indonesia, Ini Harganya

Tablet Samsung Galaxy Tab S6 Lite 2024 Resmi di Indonesia, Ini Harganya

Gadget
WhatsApp Dituduh Bocorkan Informasi Warga Palestina ke Israel, Ini Faktanya

WhatsApp Dituduh Bocorkan Informasi Warga Palestina ke Israel, Ini Faktanya

Internet
Cara Mengaktifkan eSIM Telkomsel di HP Android dan iPhone

Cara Mengaktifkan eSIM Telkomsel di HP Android dan iPhone

e-Business
Razer Perkenalkan Kishi Ultra, Controller Game dengan 'Sensa HD Haptics'

Razer Perkenalkan Kishi Ultra, Controller Game dengan "Sensa HD Haptics"

Gadget
10 Cara Menghilangkan Iklan di HP Tanpa Aplikasi Tambahan, Mudah dan Praktis

10 Cara Menghilangkan Iklan di HP Tanpa Aplikasi Tambahan, Mudah dan Praktis

Gadget
Rawan Rusak, Aksesori FineWoven iPhone dan Apple Watch Dihentikan?

Rawan Rusak, Aksesori FineWoven iPhone dan Apple Watch Dihentikan?

Gadget
Fitur Penerjemah Kalimat Instan Pakai  'Circle to Search' Sudah Bisa Dicoba di Indonesia

Fitur Penerjemah Kalimat Instan Pakai "Circle to Search" Sudah Bisa Dicoba di Indonesia

Software
Triwulan I-2024, Transaksi Judi Online di Indonesia Tembus Rp 100 Triliun

Triwulan I-2024, Transaksi Judi Online di Indonesia Tembus Rp 100 Triliun

e-Business
Polres Jakarta Selatan Tangkap Mantan Atlet E-sports Terkait Kasus Narkoba

Polres Jakarta Selatan Tangkap Mantan Atlet E-sports Terkait Kasus Narkoba

Game
Microsoft Rilis Phi-3 Mini, Model Bahasa AI Kecil untuk Smartphone

Microsoft Rilis Phi-3 Mini, Model Bahasa AI Kecil untuk Smartphone

Software
Meta Umumkan Horizon OS, Sistem Operasi untuk Headset VR Merek Apa Pun

Meta Umumkan Horizon OS, Sistem Operasi untuk Headset VR Merek Apa Pun

Software
Tanda-tanda Smartphone iQoo Z9 dan Z9x Segera Masuk Indonesia

Tanda-tanda Smartphone iQoo Z9 dan Z9x Segera Masuk Indonesia

Gadget
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com