Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Skandal "Spionase" Bloomberg Terungkap

Kompas.com - 13/05/2013, 17:13 WIB

NEW YORK, KOMPAS.com — Goldman Sachs telah mengajukan protes kepada perusahaan penyedia jasa informasi keuangan, Bloomberg, dan menuding bahwa reporter-reporter Bloomberg memata-matai karyawan Goldman dengan menggunakan terminal data Bloomberg yang mereka pakai.

Selama ini, selain menyediakan berita, Bloomberg juga menjual layanan data pasar finansial bagi investor pada umumnya melalui komputer khusus atau terminal.

Berdasarkan informasi yang beredar, reporter-reporter Bloomberg ternyata punya akses untuk melihat apa yang dilakukan para investor lewat terminal tersebut, misalnya, perintah apa saja yang diketikkan atau dicari seorang pengguna terminal plus frekuensinya.

Skandal ini terbuka ketika Goldman pada April 2013 melaporkan seorang reporter Bloomberg karena reporter itu bertanya tentang status seorang eksekutif perusahaan sebab ia tak lagi terlihat melakukan aktivitas di terminal Bloomberg.

Kasus ini sebenarnya bukan hal baru. Sebelumnya, Bloomberg juga pernah menerima tuduhan yang sama untuk kasus insider trading London Whale JP Morgan di tahun 2012. Ketika itu, Bloomberg menjadi media pertama yang mengungkapkan bahwa Bruno Iksil merupakan pelaku insider trading tersebut.

Saat itu, JP Morgan tidak melakukan komplain resmi meski saat itu JP Morgan sempat terkaget ketika menerima pertanyaan dari reporter Bloomberg soal Iksil yang tak lagi login ke terminal Bloomberg untuk beberapa lama.

"Mereka cukup terbuka soal ini. Mereka melihat trader Whale Anda tidak login dalam tiga hari ini. Apakah ia sudah dipecat?" ujar seorang sumber JP Morgan Chase kepada CNBC.

Hal ini cukup mengagetkan, terutama karena ada 300.000 lebih pelanggan terminal Bloomberg di Amerika. Para pelanggan itu termasuk eksekutif perusahaan finansial dan pembuat kebijakan.

CNBC melaporkan, seorang mantan karyawan Bloomberg mengatakan bahwa ia pernah mengakses informasi terminal Bloomberg milik Gubernur Federal Reserves Ben Bernanke dan mantan Menteri Keuangan AS Timothy Geithner. Media bisnis pesaing Bloomberg ini juga menyatakan bahwa Fed dan Departemen Keuangan AS tengah mengontak Bloomberg untuk meminta penjelasan lebih lanjut.

Bloomberg sendiri langsung bergerak pada Jumat lalu. Sore itu, CEO Bloomberg Daniel Doctoroff mengirim email ke 15.000 karyawan Bloomberg. Doctoroff menyampaikan ada posisi baru, yaitu Client Data Compliance Officer yang akan dijabat oleh COO Bloomberg Steve Ross.

Dalam email itu, Doctoroff mengakui bahwa walaupun sudah lama membuat sejumlah data pelanggan tersedia secara terbatas untuk para jurnalisnya, ia sadar bahwa ini salah. Ia juga mengatakan bahwa data pelanggan itu tidak termasuk informasi trading atau portofolio milik klien.

Bloomberg juga menegaskan bahwa para jurnalis takkan lagi memiliki akses atas data login klien terminalnya. Namun, berita mengenai masalah tersebut tak berakhir. Pada Sabtu lalu, situs Buzzfeed melaporkan bahwa jurnalis Bloomberg telah mengakses data login sejak 2011. Bahkan, seorang penyiar Bloomberg TV pernah menyebutkan hal ini dalam siarannya. (Rika Theo/Kontan)

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com