Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

iPhone Bekas Laku Keras

Kompas.com - 26/05/2013, 11:26 WIB

AP


KOMPAS.com — Soal menumbuhkan minat konsumtivisme, Apple adalah ahlinya. Produsen gadget yang bermarkas di Cupertino ini berhasil membuat konsumen rela merogoh kocek dalam-dalam untuk membeli produk seperti iPhone 5.

Namun ternyata, seperti dilansir oleh Bloomberg Businessweek, smartphone Apple yang sedang "hot" justru bukan iPhone 5, melainkan model-model lawas seperti iPhone 4 dan 4S second hand alias bekas pakai.

Bisnis jual beli  perangkat iPhone bekas dilaporkan mengalami booming di pasar negara-negara berkembang yang sensitif terhadap harga.

Saking besarnya volume penjualan iPhone bekas, sejumlah retailer seluler di Amerika Serikat kini berlomba-lomba menawarkan trade-in iPhone lama untuk konsumen di negeri Paman Sam.

T-Mobile, misalnya, membuka program tukar tambah iPhone 4 dan 4S dengan iPhone 5 senilai harga perangkat ketika dibeli, sementara AT&T memberi harga 200 dollar AS untuk satu unit iPhone 4S atau sama dengan harga iPhone 5 versi 16 GB (dengan kontrak).

iPhone bekas yang didapat lalu dipoles oleh kontraktor semacam ERecyclingCorps dan Brightstar untuk menghilangkan cacat fisik dan menghapus data. Setelah itu, barulah iPhone bekas disalurkan ke distributor-distributor untuk dijual kembali, biasanya di wilayah Asia.

Saat ini hanya 15 persen pengguna ponsel yang menjual ponsel lama sebelum membeli model baru. Namun, angka tersebut diperkirakan bakal bertambah seiring dengan semakin banyaknya pengguna yang menyadari keuntungan dari menjual ponsel lawas.

Israel Ganot, CEO perusahaan retailer Gazelle, salah satu pemain di bisnis jual beli iPhone bekas ini, mengatakan bahwa  nilai penjualan iPhone second-hand perusahaannya bakal meningkat dua kali lipat menjadi 100 juta dollar AS tahun 2013.

Gazelle mengkapalkan hampir setengah dari produk-produknya ke reseller tingkat regional yang bermarkas di Hongkong, China.

"Keinginan konsumen di Amerika Serikat untuk mengikuti tren, bersama dengan pertumbuhan yang sangat tinggi di pasar-pasar negara berkembang telah menciptakan peluang yang luar biasa," ujar Ganot yang menawarkan harga beli 210 dollar AS untuk sebuah iPhone 4S 32GB melalui situs Gazelle. Smartphone tersebut biasanya dijual kembali seharga 450 dollar AS.

Pedang bermata dua

Apple sendiri selaku produsen iPhone selama ini menganggap bisnis jual beli iPhone bekas sebagai batu sandungan karena menyaingi penjualan barang baru.

Meski begitu, tak ubahnya sebuah pedang bermata dua, booming iPhone bekas juga membantu Apple menghadapi dua masalah sekaligus, yaitu mengosongkan stok iPhone 5 di Amerika Serikat dan memberikan tawaran iPhone berharga terjangkau untuk konsumen di Asia, Timur Tengah, dan Afrika.

Tanpa iPhone bekas di wilayah-wilayah ini, Apple akan semakin sulit bersaing dengan smartphone Android yang kini sudah menguasai 59 persen pasar global, dibandingkan porsi Apple sebesar 19 persen.

"Ini ibaratnya win-win solution buat Apple. (iPhone bekas) Membantu melawan serbuan Android," ujar analis NPD Group Stephen Baker.

Apple juga dikabarkan tengah mempersiapkan sebuah iPhone versi murah yang dibuat dari bahan plastik demi melebarkan sayap ke segmen di luar "premium" yang ditempati produk iPhone selama ini.

"Apple belum punya produk kelas menengah. (iPhone versi murah) adalah cara untuk membuka ekosistem mereka untuk audiens yang lebih luas," jelas Presiden grup trade-in Brightstar Bela Lainck.

Namun, Stephen Baker dari NPD berpendapat bahwa, dengan adanya booming penjualan iPhone bekas, hal tersebut sebenarnya tak perlu dilakukan.

"Mengapa repot-repot membuat sesuatu yang di bawah standar? Apple sudah punya iPhone versi low-end, namanya iPhone 4 dan 4S," tukas Baker.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com