Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Thom Brown, 16 Tahun Mengabdi Demi Tinta

Kompas.com - 08/06/2013, 12:30 WIB

Dokumentasi HP Indonesia Thom Brown, pakar teknologi tinta mesin pencetak di Hewlett-Packard (HP)

JAKARTA, KOMPAS.com - Pakar teknologi tinta mesin pencetak (printer), Thom Brown, mengunjungi Jakarta untuk bertemu dengan sejumlah jurnalis pada Jumat, (7/6/2013). Ia membagikan pengalamannya sebagai salah satu orang penting di balik teknologi tinta produsen perangkat komputer Hewlett-Packard (HP).

Brown punya pengalaman panjang di divisi mesin cetak HP selama 16 tahun. Karirnya di HP dimulai sejak 1997 untuk kantor San Diego, Amerika Serikat. Kala itu, ia membantu mengembangkan tinta untuk kertas foto.

"Selain surfing dan bermain musik dengan grup band, saya menghabiskan banyak waktu untuk teknologi tinta di HP," katanya dengan pembawaan diri yang santai dan gaya berpakaian kasual. Pada kesempatan ini, Brown mengenakan kemeja putih lengan pendek yang dipadu dasi slim warna merah, celana jins cokelat, dan sepatu kets berbahan kanvas.

Brown mempresentasikan secara ringkas cara kerja mesin cetak di mana tugas katrid ialah mengeluarkan titik-titik warna di kertas. Ia berkata, untuk mencetak foto berukuran 4R saja, ada 35 juta titik yang dikeluarkan oleh katrid. "Satu titik tersebut berukuran 1 picoliter. Picoliter adalah sepertriliun dari satu liter," terangnya.

Sekarang, ayah satu anak ini bertanggung jawab atas pengujian, perbandingan, dan kualifikasi sistem cetak HP. Ia bekerja sama dengan tim penelitian dan pengembangan untuk memastikan produk HP tak kalah dalam hal inovasi dan kompetisi. Sambil melakukan pekerjaan itu, Brown tetap harus mengikuti perkembangan teknologi dan jenis kertas.

Tugas lainnya adalah menciptakan standar metode pengujian dan menganalisa secara detail tinta yang dibuat oleh pihak ketiga maupun dari perusahaan kompetitor. Mesin cetak HP saat ini bersaing dengan Canon, Epson, Brothers, bahkan Xerox.

Jika banyak orang yang berpendapat bahwa tinta mesin pencetak adalah salah satu zat cair paling mahal di dunia, Brown bisa menerima, tapi juga membantahnya. "Cairan tinta benar-benar berbeda dari sudut pandang teknologi. Menciptakan katrid yang sempurna butuh waktu bertahun-tahun untuk penelitian dan pengembangan, bahkan kami membuat 1.000 prototipe katrid."

Ia juga punya argumen untuk membantah pendapat bahwa harga tinta saat ini masih mahal. Sejak 2010, HP mulai menurunkan harga tinta dan katrid. HP memikirkan kebutuhan konsumen, terutama mahasiswa, atas tinta dan katrid dengan harga terjangkau namun mampu mencetak kertas dalam jumlah banyak. Perusahaan merilis mesin cetak seri Deskjet Ink Advantage yang katrid tinta hitamnya mampu mencetak hingga 1.500 lembar, sedangkan katrid tinta warna bisa mencetak 750 lembar. Harga katridnya sendiri berkisar Rp 100.000.

Inkologist

HP berusaha membangun brand image Brown sebagai pakar teknologi tinta, dengan memberinya predikat: Inkologist. HP pun membuat saluran khusus di YouTube dengan nama "Print With Thom" (PrintWithThom) yang di dalamnya terdapat puluhan video penjelasan teknologi mesin cetak dan tinta.

"Subscriber saya di YouTube sudah lebih dari 800," ujar Brown sambil tertawa.

Brown telah menduduki berbagai posisi dalam divisi mesin cetak HP, dan sempat ditempatkan di China, Polandia, Meksiko, sampai Irlandia. Selain meneliti dan melakukan uji produk tinta, Brown juga memberi pelatihan ritel dan penjualan. Ia pun aktif memberi konsultasi ke tim marketing untuk mengemas strategi kampanye yang hendak disampaikan ke konsumen.

Brown sebenarnya tidak memiliki latar belakang teknis dan teknologi. Ia bergelar Sarjana Psikologi dan Master of Business Administration di San Diego State University. Setelah menekuni dan membaca banyak buku, Brown mengaku jatuh cinta pada teknologi printer. Sebuah perangkat yang terhubung dengan komputer pribadi untuk mencetak dokumen digital menjadi media fisik seperti kertas.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com