KOMPAS.com — Setelah sempat dirumorkan selama berbulan-bulan, Google akhirnya benar-benar membeli Waze. Nilai pembeliannya tak disebutkan, tetapi Google disinyalir menggelontorkan uang hingga 1,3 miliar dollar atau sekitar Rp 12,7 triliun untuk mengakuisisi layanan pemetaan berbasis komunitas dari Israel itu.
Google sendiri sebenarnya sudah memiliki layanan yang mirip dengan milik Waze, sebut saja informasi kemacetan lalu lintas di versi Android Google Maps. Pengguna Android pun bisa memberikan update informasi waktu tempuh ke Google.
Kalau begitu, lalu mengapa raksasa internet tersebut mencaplok Waze? Sebagaimana dikutip dari Forbes, ada beberapa kemungkinan alasan.
1. Menggaet basis pengguna Waze
Tak seperti Google Maps, Waze berhasil menciptakan budaya user engagement di kalangan para penggunanya. Banyak dari peta-peta di dalam Waze dibuat menggunakan GPS untuk melacak "pergerakan jumlah pengguna yang hampir mencapai 50 juta".
Sepertiga pengguna Waze aktif berbagi informasi-informasi terkini di jalan, seperti hambatan lalu lintas dan penutupan jalur. Pengguna juga bisa menyunting peta untuk meningkatkan akurasinya. Layanan ini pun menumbuhkan kultur saling menolong yang dihargai dengan pemberian poin dan badge.
Selain itu, puluhan pengguna Waze tersebut juga akan memperkuat basis komunitas mobile Google, yang masih belum sebesar Facebook dan Twitter di ranah social networking.
2. "Mengamankan" Waze dari Facebook dan Apple
Pembelian Waze oleh Google menyebabkan teknologi-teknologi milik layanan itu tak bisa dipakai oleh kompetitor semacam Facebook dan Apple.
Kedua saingan Google ini memiliki layanan peta masing-masing. Facebook menyediakan fitur "check in", tetapi pengguna tidak bisa membuat rute di software peta jejaring sosial tersebut. Dengan menjauhkan Waze dari Facebook, Google bisa tetap selangkah lebih maju dalam hal mapping.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.