Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tentukan Pilihanmu
0 hari menuju
Pemilu 2024
Kompas.com - 19/07/2013, 09:58 WIB
Penulis Deliusno
|
EditorReza Wahyudi
KOMPAS.com — Sebagian besar orang mungkin sudah mulai meninggalkan mesin tik dan beralih ke alat yang lebih canggih, yaitu komputer. Namun, bagi negara Rusia, mesin ini masih sangat berguna.

Sebuah sumber di Federal Guard Service (FSO), lembaga keamanan pemerintah dengan tugas melindungi pejabat eselon tinggi Rusia, mengklaim bahwa mereka telah kembali ke mesin tik. Keputusan tersebut, seperti dikutip dari Telegraph, Kamis (18/7/2013), diambil agar informasi rahasia negara tidak bocor.

Sudah beberapa kali informasi penting Rusia, yang seharusnya rahasia, jatuh ke pihak-pihak yang tidak diinginkan, seperti WikiLeaks. Pemerintah Rusia pun tidak mau kasus Edward Snowden terjadi di negara mereka.

FSO sendiri menghabiskan dana yang cukup besar untuk pengadaan mesin tik elektrik. Dikatakan, FSO mengeluarkan uang sebesar 486.000 rubel atau sekitar Rp 153 juta. Nilai uang tersebut sudah termasuk pita tinta buatan Jerman, Triumph Adlew TWEN 180, meskipun masih belum diketahui jenis dari mesin tik yang dibeli.

"Setelah skandal dengan distribusi dari dokumen rahasia oleh WikiLeaks, ekspos oleh Edward Snowden, laporan tentang Dmitry Medvedev diperdengarkan dalam kunjungan ke acara G-20 di London, diputuskan untuk meningkatkan penggunaan dokumen berbentuk kertas," kata seorang sumber dari FSO.

"Semua dokumen tidak dibuat pada perangkat elektronik. Hal tersebut diperlakukan di kementerian keamanan, kementerian darurat, dan layanan spesial," ujarnya.

Sebelumnya, nama Edward Snowden, seorang kontraktor badan keamanan nasional AS (NSA), mendadak tenar karena ia membocorkan beberapa rahasia penting negara AS. Snowden membocorkan rahasia pemantauan hubungan elektronik yang dilakukan oleh badan intelijen Amerika Serikat.

Snowden juga juga diketahui membeberkan rahasia yang menyatakan bahwa Inggris memata-matai beberapa petinggi Rusia saat ajang G-20 di London, Inggris, pada 2009 lalu.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke