Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jangan Takut Jadi Ilmuwan Gaul di Twitter

Kompas.com - 24/07/2013, 13:03 WIB
ilustrasi
Penulis: Arli Aditya Parikesit*

KOMPAS.com - Bioinformatika adalah ilmu yang banyak menjanjikan untuk membantu pemecahan masalah kesehatan, lingkungan, dan pangan. Walaupun di negara maju, seperti Amerika Serikat, Uni Eropa, dan Jepang, bioinformatika sudah cukup popular di kalangan terpelajar, di tanah air hal itu masih sangatlah kurang.

Salah satu faktor yang menunjang popularisasi bioinformatika adalah penggunaan media sosial (medsos). Walaupun sudah banyak lema mengenai bioinformatika dalam bahasa Indonesia pada wikipedia dan blog, namun untuk medsos masih sangatlah langka. Apakah yang harus dilakukan untuk mengoptimasi medsos dalam rangka mempopularkan bioinformatika?

Bioinformatika bukanlah ilmu menara gading

Sebelum terjun ke medsos untuk popularisasi, perlu dipersiapkan konsep untuk menghilangkan kesan bahwa bioinformatika adalah ilmu menara gading. Seyogyanya perlu ditekankan, bahwa bioinformatika adalah ilmu yang dapat mendampingi ilmu-ilmu terapan untuk menghadapi berbagai problematika yang dihadapi umat manusia. Contoh, kontribusi nyata Human Genome Project terhadap dunia kedokteran, yang membantu menemukan berbagai mutasi gen penyebab penyakit.

Tidak hanya itu, diperlukan suatu strategi pencitraan, agar memberi contoh bahwa ilmuwan, khususnya bioinformatikawan, adalah manusia biasa yang memiliki emosi dan kehangatan. Pencitraan ini sangat penting, agar ilmuwan tidak dikesankan sebagai manusia yang ‘geeks’ dan ‘nerds’, yang sering menggunakan bahasa atau istilah yang tidak dimengerti oleh orang lain.

Jika blue print tersebut sudah disiapkan dan dikonsepkan, maka tinggal mengkonversi semua konsep tersebut kedalam medsos. Dalam hal ini, semua tergantung pada medsos yang digunakan. Namun, untuk memudahkan pemahaman contoh, maka kami akan menggunakan medsos twitter. Mengapa twitter? Karena inilah medsos yang paling ringan untuk gadget, dan memiliki user yang sangat ekspresif dan senang mengeksplorasi hal-hal yang unik.


Akun Twitter dan Bioinformatika

Walaupun akun twitter yang mempopularkan bioinformatika sangatlah langka di tanah air, namun ada beberapa yang pantas dijadikan contoh. Twit mereka akhirnya telah mempengaruhi publik untuk memahami bioinformatika lebih jauh.

Akun Twitter @publect2013 misalnya, bertugas mempopularkan acara public lecture biokimia dan bioinformatika yang diselenggarakan oleh Departemen Kimia FMIPA-UI pada tanggal 25 Mei 2013. Namun hanya short lived dan tergantung pada durasi acara saja. Namun, blog chirpstory dari twit @publect2013 telah diabadikan di sini.


Namun, ada akun twitter @netsains, yang mempopularkan sains dan pernah melakukan kultwit mengenai bioinformatika. Isi kultwit bioinformatika @netsains telah diabadikan pada blog chirpstory di sini.

Kedua akun tersebut memiliki ciri khasnya sendiri. Di satu sisi, akun @publect2013 sengaja menggunakan bahasa Inggris, dalam rangka memberikan ‘international outlook’ pada event yang mereka organisir. @publect2013 juga unik, karena dikelola oleh mahasiswa tingkat akhir, yang akan segera melakukan tugas akhir. Sesuatu yang sangat luar biasa, karena sebuah program mahasiswa, yang dibimbing oleh dosen, dapat mengundang lebih dari 200 peserta untuk mengikuti acara mereka. Di sisi lain, akun @netsains memiliki keunikan sendiri, karena merupakan feeder untuk lema di web netsains.net. Namun, sesekali akun @netsains juga melakukan twit dengan bahasa yang lebih akrab.

Kedua akun tersebut sudah memberi contoh, bahwa mempopularkan bioinformatika dengan medsos adalah sangat mungkin. Rasanya, jika lebih banyak lagi akun yang berpartisipasi dalam proses popularisasi ini, maka bioinformatika akan semakin popular.

Usul untuk Popularisasi Bioinformatika

Semua bioinformatikawan mengoptimalkan akun medsos yang mereka miliki untuk mempopularkan ilmu ini. Cobalah untuk memiliki lebih dari satu akun medsos. Contoh, jika baru memiliki akun twitter, cobalah membuka akun facebook dan google+ untuk menggapai user di medsos lain. Sementara itu, jika akun medsos yang dimiliki ternyata jarang digunakan, cobalah untuk lebih mengoptimalkan penggunaannya dalam rangka popularisasi bioinformatika.

Kemudian, bioinformatikawan janganlah jaim, dan mencoba menjawab mention atau status di medsos dengan bahasa yang dipahami oleh semua orang. Menggunakan bahasa ‘nerds’ dan ‘geeks’ akan menyebabkan bakat terbaik lari meninggalkan sains.

Menjadi ‘ilmuwan gaul’ tidaklah menyebabkan harga diri atau status seorang bioinformatikawan menjadi turun. Justru hal itu akan menyebabkan impact yang maksimum untuk popularisasi bioinformatika.


(Dok. Pribadi)

*Tentang Penulis: Dr.rer.nat Arli Aditya Parikesit adalah alumni program Phd Bioinformatika dari Universitas Leipzig, Jerman; Peneliti di Departemen Kimia UI; Managing Editor Netsains.net; dan mantan Koordinator Media/Publikasi PCI NU Jerman. Ia bisa dihubungi melalui akun @arli_par di twitter, https://www.facebook.com/arli.parikesit di facebook, dan www.gplus.to/arli di google+.

 

 

 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com