Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Riset: Tak Terbukti, Game Kekerasan Buruk untuk Anak

Kompas.com - 29/08/2013, 10:03 WIB
Aditya Panji

Penulis

KOMPAS.com - Psikolog klinis Dr. Ferguson melakukan penelitian terhadap anak-anak yang gemar memainkan game dengan unsur kekerasan. Hasil penelitiannya mengatakan, game dengan unsur kekerasan tidak membahayakan dan malah bisa menjadi terapi untuk anak.

Menurut Ferguson, tidak ada bukti yang menunjukan game kekerasan memiliki dampak negatif pada kepribadian anak, bahkan untuk anak dengan karakter hiperaktif atau yang memiliki gangguan depresi.

Dalam penelitiannya, Ferguson mensurvei 377 anak berusia rata-rata 13 tahun yang memiliki karakter hiperaktif dan gejala depresi, untuk melihat apakah game kekerasan membuat mereka jadi lebih pemarah atau agresif.

Tim Ferguson di Stetson University, Florida, menyimpulkan "tidak ada bukti bahwa video game kekerasan meningkatkan intimidasi atau perilaku nakal di kalangan pemuda dengan gejala kesehatan mental klinis tinggi."

Sebaliknya, tim Ferguson menemukan bahwa dalam beberapa kasus, memainkan game kekerasan dapat mengurangi agresivitas dan perilaku gemar mengolok-olok teman sebaya.

Temuan Ferguson ini bertentangan dengan anggapan yang menyatakan bahwa game kekerasan membuat anak menjadi senang berkelahi, mengolok-olok teman, melakukan tindakan kriminal, bahkan pembunuhan.

Adam Lanza, pria 20 tahun yang menembak mati 28 orang di Sandy Hook, Connecticut, AS, pada Desember 2012 lalu, dilaporkan adalah penggemar game bertema militer. The Telegraph, melaporkan, Lanza menghabiskan waktu beberapa jam dalam sehari untuk bermain game, termasuk Call of Duty.

Lanza membunuh ibunya sendiri yang adalah seorang guru di rumahnya di Newtown, Connecticut, lalu mengendarai mobil ibunya ke Sekolah Dasar Sandy Hook, tempat ibunya mengajar dan menembak 26 orang, sebelum akhirnya menembak dirinya sendiri. Dengan demikian, total korban tewas dalam tragedi penembakan massal itu adalah 28 orang.

Juru Bicara Polisi Negara Bagian Connecticut, Letnan Paul Vance menjelaskan, hampir tidak ada korban cidera yang tidak tewas. Hal itu menunjukkan bahwa begitu korban menjadi sasaran, nyaris tak ada kesempatan untuk melarikan diri, dan Lanza mampu menembak secara akurat.

Menurut Ferguson, kasus ekstrem seperti pembunuhan tidak selamanya dapat dikaitkan dengan pengaruh game kekerasan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com