Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sehebat Apa Sensor Sidik Jari iPhone 5S?

Kompas.com - 13/09/2013, 13:00 WIB
Oik Yusuf

Penulis

Hardware pemindai sidik jari di balik tombol "home" baru iPhone 5S

KOMPAS.com — Fitur "slide to unlock", PIN, password, hingga online payment, semua hal yang berkaitan dengan manajemen keamanan di perangkat mobile bisa diubah dengan adanya sensor sidik jari. Itulah salah satu fitur terbaru yang dibenamkan Apple pada produk ponsel termutakhirnya, iPhone 5S.

Sebagaimana dikutip dari Read Write Web, sensor bernama "Touch ID" ini berpotensi menyelesaikan dua masalah dalam sekali tepuk, yaitu kebutuhan pengguna mengunci perangkatnya dan kerepotan dalam membuka kunci itu, misalnya memasukkan kode PIN tiap kali melakukan unlock.

Touch ID diintegrasikan pada tombol "Home" di bagian muka iPhone 5S. Sidik jari di lapisan kulit sub-epidermal pengguna dipindai menggunakan sensor 500 ppi yang tebalnya hanya 170 mikron. Hasil scanning (pemindaian) beresolusi tinggi itu kemudian dipakai sebagai acuan software dalam mengidentifikasi karakter-karakter spesifik dalam sidik jari.

Apple
Contoh pola sidik jari yang dikenali Touch ID

Tombol Home merangkap Touch ID itu dikelilingi oleh cincin logam yang mendeteksi apabila pengguna sudah menyentuhkan jari untuk dipindai. Jadi, sensor sidik jari hanya akan aktif ketika pengguna hendak memakainya saja sehingga menghemat daya.

Apple melapisi tombol yang bersangkutan dengan kristal safir, yang tak hanya berfungsi sebagai pelindung, tetapi sekaligus sebagai lensa untuk sensor di baliknya.

Keamanan dan privasi

Touch ID agaknya dirancang agar memudahkan dalam mengakses fitur keamanan di iPhone. Jari pengguna bisa dipindai hanya dengan menekan tombol "Home" dari arah mana pun.

Mekanisme pemindaian ini tak perlu dipelajari secara spesifik serta mampu menyimpan pindaian sidik jari beberapa orang sekaligus. Jadi, orang lain yang diizinkan pun bisa membuka kunci iPhone, misalnya sesama anggota keluarga.

Akurasi sensor akan semakin meningkat dengan semakin seringnya pemindaian sidik jari dilakukan sehingga memperkecil kemungkinan gagal saat pemindaian. Kalaupun itu terjadi, iPhone 5S masih bisa diakses dengan password atau PIN.

Akan tetapi, Touch ID memerlukan jari tangan yang bersih dan kering untuk bisa berfungsi dengan baik.

iPhone 5S akan meminta password apabila perangkat tersebut di-restart atau dibiarkan dalam kondisi terkunci selama lebih dari 48 jam. Konon hal tersebut dimaksudkan untuk mencegah hacker mengulur-ulur waktu ketika berusaha melewati pemindai sidik jari. Password juga digunakan sebagai backup untuk berjaga-jaga.

Disebutkan pula bahwa pemindaisidik jari iPhone bisa mendeteksi  tanda-tanda kehidupan untuk memeriksa apakah jari yang digunakan benar merupakan jari sungguhan yang masih tersambung ke tangan atau tidak.

Soal privasi, Apple telah menjelaskan bahwa hasil pindaian sidik jari disimpan di prosesor A7 iPhone 5S dalam bentuk "data yang terenkripsi". Di sini, data tersebut dikunci dan tidak bisa diakses oleh software lain. Data sidik jari juga tidak diunggah ke server Apple ataupun iCloud.

Apple
Data sidik jari pengguna dienkripsi dan dikunci dalam prosesor Apple A7

Ada pula kekhawatiran bahwa Badan Keamanan Nasional Amerika Serikat (NSA) bisa menyadap data sidik jari pengguna dari Apple. Kalau klaim Apple tentang penyimpanan lokal data sidik jari itu benar adanya, ketakutan tersebut mungkin kurang beralasan, walaupun tetap mungkin terjadi.

Akan tetapi, jikapun benar NSA atau penjahat cyber bisa dan akan menyadap sidik jari pengguna, bukankah itu berarti data sensitif lain yang lebih rawan bisa diperoleh dengan sama mudahnya? Misalnya saja, data kartu kredit, PIN, data lokasi GPS, dan informasi lain-lain yang digunakan dalam transaksi online sehingga seharusnya menjadi kekhawatiran yang lebih besar dibanding data sidik jari.

Halaman:
Baca tentang


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com