Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mantan Bos Windows Komentari Nasib BlackBerry

Kompas.com - 09/10/2013, 08:29 WIB
Oik Yusuf

Penulis

Sumber BGR

KOMPAS.com — Kejatuhan BlackBerry saat ini ramai disebut sebagai hasil dari serangkaian kesalahan dan keterlambatan dalam menanggapi peluncuran iPhone pada 2007 silam.

Namun, andaikan perusahaan itu bereaksi dengan cepat dan tepat, bisakah BlackBerry mengubah nasibnya hingga tak seperti sekarang? Ternyata belum tentu juga. Setidaknya itulah pendapat mantan Kepala Divisi Windows Microsoft, Steven Sinofsky.

Sinofsky memberikan pandangan yang menarik. Dia sendiri adalah eks "orang dalam" Microsoft yang pernah melihat monopoli Windows digerus oleh iOS dan Android. Posisi Microsoft dalam hal ini mirip dengan BlackBerry, yaitu pemimpin petahana berhadapan dengan inovasi yang mengganggu model bisnis tradisionalnya.

Seperti dikutip oleh BGR dari sebuah posting blog yang ditulis olehnya, Sinofsky mengatakan bahwa pergeseran tren dari papan ketik QWERTY ke layar sentuh berukuran besar bukan satu-satunya perubahan yang dihadapi tim pengembang BlackBerry.

Yang lebih penting, lanjut Sinofsky, model pendapatan BlackBerry sangat bergantung pada kemitraan dengan operator seluler dan penjualan ke klien korporat, bukannya menjual secara langsung ke konsumen.

Lebih jauh lagi, penekanan BlackBerry pada aspek sekuriti yang diandalkannya membuat perusahaan itu tak bisa bertransisi dengan cepat ke dunia aplikasi mobile, terlebih model toko aplikasi terbuka seperti Google Play.

Hal tersebut dikombinasikan dengan brand dan dana pemasaran besar dari Apple, Google, dan Samsung, berujung pada malapetaka tak terhindarkan buat BlackBerry. Cepat atau lambat, pionir smartphone ini memang akan kalah bersaing.

"Pemimpin produk dan bisnis petahana kerap merespons sebuah tawaran (baru) dengan meremehan dampaknya," tulis Sinofsky. Ketika sang penantang baru memperkenalkan sesuatu yang benar-benar berbeda, maka si pemimpin pasar akan sulit melihat, apalagi mengakui besarnya potensi gangguan yang akan dihasilkan.

"Dalam kasus BlackBerry, ada jendela waktu selama lebih kurang dua tahun. Apakah waktu tersebut cukup untuk merancang ulang semuanya, dari mulai produk, perusahaan, hingga bisnis?" tanya Sinofsky.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber BGR
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

HP Vivo T3X 5G Meluncur dengan Snapdragon 6 Gen 1 dan Baterai Jumbo

HP Vivo T3X 5G Meluncur dengan Snapdragon 6 Gen 1 dan Baterai Jumbo

Gadget
Siap-siap, Pengguna Baru X Twitter Bakal Wajib Bayar Buat 'Ngetwit'

Siap-siap, Pengguna Baru X Twitter Bakal Wajib Bayar Buat "Ngetwit"

Software
Daftar Paket Internet eSIM Telkomsel, PraBayar, Roaming, Tourist

Daftar Paket Internet eSIM Telkomsel, PraBayar, Roaming, Tourist

e-Business
8 Cara Mengatasi Kode QR Tidak Valid di WhatsApp atau “No Valid QR Code Detected”

8 Cara Mengatasi Kode QR Tidak Valid di WhatsApp atau “No Valid QR Code Detected”

e-Business
Ramadhan dan Idul Fitri 2024, Trafik Internet Telkomsel Naik 12 Persen

Ramadhan dan Idul Fitri 2024, Trafik Internet Telkomsel Naik 12 Persen

Internet
Tampilan Baru WhatsApp Punya 3 Tab Baru, “Semua”, “Belum Dibaca”, dan “Grup”, Apa Fungsinya?

Tampilan Baru WhatsApp Punya 3 Tab Baru, “Semua”, “Belum Dibaca”, dan “Grup”, Apa Fungsinya?

Software
HMD Perkenalkan Boring Phone, HP yang Dirancang 'Membosankan'

HMD Perkenalkan Boring Phone, HP yang Dirancang "Membosankan"

Gadget
7 HP Kamera Boba Mirip iPhone Lengkap dengan Harga dan Spesifikasinya

7 HP Kamera Boba Mirip iPhone Lengkap dengan Harga dan Spesifikasinya

Gadget
Motorola Edge 50 Ultra dan 50 Fusion Meluncur, Harga mulai Rp 6 Jutaan

Motorola Edge 50 Ultra dan 50 Fusion Meluncur, Harga mulai Rp 6 Jutaan

Gadget
Apple Investasi Rp 255 Triliun di Vietnam, di Indonesia Hanya Rp 1,6 Triliun

Apple Investasi Rp 255 Triliun di Vietnam, di Indonesia Hanya Rp 1,6 Triliun

e-Business
Ketika Sampah Antariksa NASA Jatuh ke Bumi Menimpa Atap Warga

Ketika Sampah Antariksa NASA Jatuh ke Bumi Menimpa Atap Warga

Internet
CEO Apple Bertemu Presiden Terpilih Prabowo Subianto Bahas Kolaborasi

CEO Apple Bertemu Presiden Terpilih Prabowo Subianto Bahas Kolaborasi

e-Business
'Fanboy' Harap Bersabar, Apple Store di Indonesia Masih Sebatas Janji

"Fanboy" Harap Bersabar, Apple Store di Indonesia Masih Sebatas Janji

e-Business
WhatsApp Rilis Filter Chat, Bisa Sortir Pesan yang Belum Dibaca

WhatsApp Rilis Filter Chat, Bisa Sortir Pesan yang Belum Dibaca

Software
Steam Gelar 'FPS Fest', Diskon Game Tembak-menembak 95 Persen

Steam Gelar "FPS Fest", Diskon Game Tembak-menembak 95 Persen

Game
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com