Seperti dilaporkan wartawan KompasTekno Aditya Panji, di stan pemeran milik ICT Watch, Onno menjelaskan kepada pengunjung tentang cara memprogram dan mengoperasikan OpenBTS. Dalam kesempatan ini, Onno memanfaatkan frekuensi radio 900MHz di channel 50.
"OpenBTS adalah sebuah teknologi alternatif untuk membangun Base Transceiver Station (BTS) sendiri untuk telekomunikasi GSM berbasis software open source," jelas Onno.
Ponsel atau tablet yang menggunakan kartu SIM bisa terhubung ke OpenBTS ini. Mereka dapat mengirim pesan, melakukan panggilan telepon, dan terkoneksi dengan internet GPRS, tanpa menggunakan jaringan operator seluler komersial, alias gratis.
Proyek OpenBTS ini mulai dijalankan oleh Harvind Samra dan David A. Burgess. Di Indonesia, Onno mengimplementasikan dan mengembangkan teknologi ini bersama para praktisi dan lembaga swadaya masyarakat di bidang telekomunikasi.
OpenBTS memungkinkan implementasi open source pada jaringan GSM dan membuka peluang bagi masyarakat di daerah pedesaan agar tidak tergantung pada operator selular yang jaringannya tak merambah wilayah terpencil.
"Membangun OpenBTS ini ibarat membangun operator seluler sendiri. Hanya saja, biayanya lebih terjangkau dan jangkauan dan kapasitas sinyalnya sangat terbatas," ujar Onno.
Hardware
Ada beberapa alat dasar yang dibutuhkan untuk membangun OpenBTS, yaitu seperangkat komputer pribadi bersistem operasi Linux. Sistem operasi lain, seperti Windows atau Mac tidak bisa digunakan untuk menjalankan OpenBTS.
Untuk OpenBTS versi minimal, dibutuhkan hardware untuk memancarkan sinyal radio bernama Universal Sofware Radio Peripheral (USRP) dan dua jenis antena, yakni antena transmitter dan receiver.
Tulis komentar dengan menyertakan tagar #JernihBerkomentar dan #MelihatHarapan di kolom komentar artikel Kompas.com. Menangkan E-Voucher senilai Jutaan Rupiah dan 1 unit Smartphone.
Syarat & Ketentuan