Ilmu robotik selama ini, mungkin, dianggap hanya dapat dinikmati oleh orang-orang mampu saja. Namun, melalui acara ini, Lego ingin membuktikan bahwa ilmu seperti ini dapat dipelajari oleh siapa saja.
"Salah satu tujuan kami lainnya, ingin memperlihatkan bahwa mempelajari ilmu robotik sebenarnya tidaklah terlalu sulit. Selain itu, anak-anak juga bisa belajar dengan cara yang menyenangkan," kata Gunawan Tunas, Principal CreativeKids, salah satu rekanan Lego di Indonesia, kepada KompasTekno.
Anak-anak kurang mampu ini berasal dari berbagai lembaga pendidikan di Jakarta, seperti Pesantren Assa'adah, Yayasan Cinta Kasih Tzu Chi, dan sebuah sekolah yang dipilihkan oleh Surya Institute.
Pengajar anak-anak ini pun tidak main-main. Lego Foundation memilih beberapa pengajar yang memiliki profesi sebagai dosen atau peneliti ilmu robotik dari universitas-universitas terkenal di luar negeri.
Tanggapan para peserta workshop robotik ini terlihat sangat antusias. Hal tersebut dibuktikan dengan begitu cepatnya anak-anak ini dalam memahami ilmu robotik yang diajarkan.
"Setiap tahunnya, Lego Foundation akan mengadakan acara seperti ini di negara pilihan. Kebetulan, tahun ini, Indonesia yang menjadi tuan rumahnya," pungkas Gunawan.
Lego Mindstorms EV3
Untuk mengajarkan ilmu robotik kepada anak-anak, pihak pengajar menggunakan sebuah perangkat, yang dijual secara bebas di pasaran, bernama Lego Mindstorms EV3.
Perangkat tersebut terdiri dari tiga komponen utama, yaitu CPU ("otak" dari robot), motor penggerak, dan juga brick (blok-blok) ala Lego untuk membentuk robot.
Pengguna bisa memasukkan kode pemrograman untuk gerakan robot melalui sebuah software di komputer. Untuk memasukkan kode, hanya perlu menghubungkan PC dengan CPU EV3 dengan sebuah kabel.
Kreatifitas dari pengguna sendiri sangat dibutuhkan untuk pembuatan robot ini. Selalu harus menentukan gerakan apa saja yang bisa dilakukan oleh sang robot, pengguna juga harus mendesain tampilan robot dengan brick Lego.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.