Jose Barrera, lelaki itu, mengatakan kepada stasiun televisi KTVU bahwa selama akhir pekan lalu dia menyadari gambar di Google Maps itu adalah Kevin, anaknya itu. Dia ingin Google menghapus gambar itu untuk menghormati anaknya.
Belum dapat dikonfirmasi apakah permintaan Barrera disampaikan langsung kepada Google atau tidak.
"Ketika saya melihat gambar ini, rasanya seperti (peristiwa) itu terjadi kemarin," ujar dia. "Dan itu menghadirkan banyak kenangan."Dalam penelusuran Kompas.com, gambar yang dipersoalkan Barrera masih dapat ditemukan Selasa (19/11/2013) pukul 11.00 WIB. Terlihat sesosok tubuh tergeletak di tanah di dekat rel dengan dikelilingi beberapa orang lain yang mungkin adalah penyelidik kepolisian dan sebuah kendaraan seperti mobil polisi.
Tubuh Kevin ditemukan tewas di dekat rel kereta api yang memisahkan North Richmond dan San Pablo pada 15 Agustus 2009. Siapa pembunuhnya belum terungkap sampai sekarang.
Penyidik kepolisian berkeyakinan Kevin tewas di tempat yang sama dengan lokasi jasadnya ditemukan. Sersan Nicole Abetkov dari kepolisian Richmond mengatakan bahkan motif pembunuhan Kevin pun belum terungkap.
Surat elektronik yang dikirimkan AP ke Google terkait hal ini tak segera mendapat jawaban. Perusahaan menyebutkan sebagian besar gambar udara diperbaharui dalam rentang satu sampai tiga tahun, meskipun tetap diupayakan ada pembaruan berkala.Beberapa gambar yang terekam dalam aplikasi Google Maps telah mengundang beberapa masalah terkait privasi. Di antaranya dari fasilitas yang disediakan Google Maps bagi pengguna yang ingin melakukan perjalanan berkeliling.
Google Maps menyusun rangkaian gambar yang mereka kumpulkan dari kamera di mobil, becak, bahkan mobil salju.
Mengantisipasi masalah pelanggaran privasi, Google menyatakan teknologi mereka secara otomatis telah mengaburkan nomor pelat kendaraan dan wajah orang.Perusahaan penyedia layanan pencarian terbesar di internet ini pun menyediakan fasilitas pelaporan soal gambar yang mereka tayangkan. Namun, mereka mengakui belum ada fasilitas pelaporan serupa untuk foto udara.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.