Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tentukan Pilihanmu
0 hari menuju
Pemilu 2024
Kompas.com - 19/11/2013, 15:29 WIB
|
EditorReza Wahyudi
KOMPAS.com - Penantian tujuh tahun fans PlayStation 4 (PS4) akhirnya  usai sudah. Sony akhirnya mengumumkan ketersediaan konsol game andalannya ini. Banyak yang segera melakukan pemesanan pembelian. 
 
Namun berbeda dengan Matt Smith. Blogger dan penulis di Digital Trends ini justru malah membatalkan pemesanannya. Apa alasannya?
 
Seperti yang ditulis dalam Digital Trends, Smith mengatakan alasan pembatalan tersebut bukan karena ia lebih memilih Xbox One, namun lebih ke banyak kekecewaan yang dirasakannya semenjak pengumuman awal akan dibuatnya PS4 dan Xbox One.
 
Kekecewaan tersebut dituturkan Smith seperti penundaan peluncuran, fitur yang dihilangkan dan ditambahkan, dan sebagainya. Sehingga menurutnya, apa yang tadinya terlihat seperti konsol canggih kini hanya menyerupai PC gaming kelas menengah. 
 
Spesifikasi yang dimiliki baik PS4 dan Xbox One memang membuat gamer meneteskan air liur. Sebut saja prosesor delapan core, RAM 8 GB, penyimpanan kapasitas besar yang semua itu dibuat dengan platform x86 sehingga mempermudah developer game. Tak banyak kekecewaan kecuali kebijakan DRM yang diterapkan Microsoft untuk Xbox One, yang belakangan dirubah.
 
Namun, Smith mengungkapkan, dari 8 core yang dimiliki prosesor, 2 di antaranya digunakan sebagai core cadangan. Begitu juga dengan memori RAM dengan cadangan 2-3 GB. Penyimpanan 500 GB yang dimiliki juga akan termakan 30 GB untuk sistem. Belum lagi, 10 persen dari daya yang dimiliki Xbox One dikhususkan untuk Kinect. 
 
Ini menyisakan konsol game yang tadinya memiliki prosesor 8 core dan RAM 8 GB sebenarnya hanyalah konsol 6 core dengan RAM 6 GB.
 
Saat diuji dengan game Battlefield 4, frame rate yang dihasilkan PS4 tidak selalu konstan 60 fps walau dijalankan dengan resolusi 1600 x 900, dan 720p dalam Xbox One. Namun penurunan jumlah FPS ini dianggap wajar menurut Smith. 
 
Jika dibandingkan, maka sebuah PC gaming kelas menengah dengan spesifikasi grafis Radeon HD 7870 atau GTX 760 bisa menandingi dengan setting 1680 x 1050 dan detil diatur ke "High." Di samping itu, PS4 dan Xbox One juga ternyata tidak bisa digunakan untuk memainkan game lama (backward compatibility), sementara PC tetap bisa memainkan game-game lawas. 
 
Kemampuan kedua konsol yang belum bisa menyamai PC moderat ini memang mengecewakan. Namun perlu diingat, untuk merakit PC gaming kelas menengah itu gamer harus merogoh kocek lebih dalam dibanding membeli kedua konsol tadi.
 
Smith menyimpulkan, mungkin di masa mendatang teknologi konsol dan PC ini bisa disatukan, dengan melakukan streaming game PC ke TV. Namun hal itu masih akan lama terwujud. 
 
Hingga saat itu terwujud, teknologi konsol juga telah berubah. PS4 dan Xbox One akan memiliki umur setidaknya satu dekade lagi, dan dunia PC mungkin sudah mengakrabi tekcologi Cloud Computing. 
 
PS4 dan Xbox One mungkin sudah tidak relevan lagi berada di jaman dimana data bisa disimpan dan diunduh dari perangkat mana saja, dari mana saja. "Satu dekade dari sekarang, mungkin semua akan menjadi gamer PC," pungkasnya.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

ExpertBook P1412 Meluncur, Laptop Pertama Asus yang Dibuat di Indonesia

ExpertBook P1412 Meluncur, Laptop Pertama Asus yang Dibuat di Indonesia

Gadget
Ini 9 Program yang Berhasil Bawa IndiHome Borong Penghargaan di PRIA 2023

Ini 9 Program yang Berhasil Bawa IndiHome Borong Penghargaan di PRIA 2023

Internet
ASUS ROG Phone 6 Diablo Immortal Edition Resmi di Indonesia, Harga Rp 16,9 Juta

ASUS ROG Phone 6 Diablo Immortal Edition Resmi di Indonesia, Harga Rp 16,9 Juta

Gadget
Jejak Jack Ma Selama 'Mengasingkan Diri' di Luar China

Jejak Jack Ma Selama "Mengasingkan Diri" di Luar China

e-Business
Laptop Infinix INBook X2 Gen 11 Resmi di Indonesia, Harga Mulai Rp 6 Juta

Laptop Infinix INBook X2 Gen 11 Resmi di Indonesia, Harga Mulai Rp 6 Juta

Gadget
Samsung Umumkan Modem Exynos 5300, Janjikan Kecepatan Download hingga 10 Gbps

Samsung Umumkan Modem Exynos 5300, Janjikan Kecepatan Download hingga 10 Gbps

Hardware
Oppo Reno8 T 5G Punya Kamera 108 MP, Bagaimana Kemampuannya?

Oppo Reno8 T 5G Punya Kamera 108 MP, Bagaimana Kemampuannya?

Gadget
Pengguna WhatsApp Beta Keluhkan Bug 'Out of Date' dan Susah Update, Ini Solusinya

Pengguna WhatsApp Beta Keluhkan Bug "Out of Date" dan Susah Update, Ini Solusinya

Software
Apple Rilis iOS 16.4 untuk iPhone, Bawa Deretan Emoji Baru

Apple Rilis iOS 16.4 untuk iPhone, Bawa Deretan Emoji Baru

Software
Tabel Spesifikasi dan Harga Vivo V27 5G yang Baru Rilis di Indonesia

Tabel Spesifikasi dan Harga Vivo V27 5G yang Baru Rilis di Indonesia

Gadget
Link dan Cara Pendaftaran Mudik Gratis Jatim 2023

Link dan Cara Pendaftaran Mudik Gratis Jatim 2023

e-Business
Jack Ma Muncul Kembali di China Setelah 'Mengungsi' di Luar Negeri

Jack Ma Muncul Kembali di China Setelah "Mengungsi" di Luar Negeri

Internet
Mulai Hari Ini Jam 13.00, Promo 10.000 Tiket Kereta Sudah Bisa Dibeli via Aplikasi KAI Access, Begini Caranya

Mulai Hari Ini Jam 13.00, Promo 10.000 Tiket Kereta Sudah Bisa Dibeli via Aplikasi KAI Access, Begini Caranya

e-Business
WhatsApp Mulai Gulirkan Akun Resmi di Tab Chat, Apa Fungsinya?

WhatsApp Mulai Gulirkan Akun Resmi di Tab Chat, Apa Fungsinya?

Software
Mengenal Shou Chew, CEO TikTok yang Pernah Latihan Bertahan Hidup di Hutan Kalimantan

Mengenal Shou Chew, CEO TikTok yang Pernah Latihan Bertahan Hidup di Hutan Kalimantan

e-Business
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke