Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Fantastis, Dana Promosi Samsung Lebihi Islandia

Kompas.com - 29/11/2013, 14:58 WIB
Aditya Panji

Penulis

Sumber Reuters
KOMPAS.com - Samsung terkenal sebagai salah satu perusahaan yang gencar mempromosikan produknya melalui iklan dan kegiatan pemasaran lainnya. Tradisi ini dilakukan sejak lama, dan setiap tahun, Samsung meningkatkan dana pemasarannya agar produknya dikenal publik.

Di tahun 2013, Samsung diprediksi menghabiskan dana 14 miliar dollar AS untuk kegiatan pemasaran. Hal itu tak semuanya ditargetkan untuk meningkatkan penjualan produk, tetapi bertujuan lebih mempopulerkan produk Samsung dibandingkan para kompetitor.

Dana pemasaran Samsung di tahun ini, lebih besar dari pendapatan per kapita negara Islandia. Dan, lebih besar pula dibandingkan nilai akuisisi Google terhadap Motorola sebesar 12,5 miliar dollar AS pada 2012 lalu.

Samsung kerap memublikasikan merek dan produknya di media massa, mulai dari televisi, bioskop, papan iklan besar, hingga dalam acara olahraga dan kesenian. "Next Big Thing" dan "It's Time to Change" merupakan kalimat yang sering digunakan dalam kampanye Samsung.

Menurut data Thomson Reuters, dari total pendapatan tahunan, Samsung menghabiskan 5,4 persen untuk dana pemasaran, Apple menghabiskan 0,6 persen, dan General Motorol 3,5 persen.

Biaya pemasaran Samsung memang terbilang besar karena perusahaan asal Korea Selatan ini memiliki portofolio produk yang luas. Mereka membuat perangkat mobile, komputer pribadi, kamera, hingga peralatan rumah tangga.

Dalam sebuah pernyataan kepada Reuters, Samsung mengatakan akan "terus memanfaatkan kekuatan merek untuk menjaga momentum pertumbuhan, dan fokus mengoptimalkan kegiatan pemasaran."

Kepala Bisnis Mobile Samsung, J. K. Shin mengatakan, pemasaran yang dilakukannya telah membuat ponsel pintar Samsung menjadi merek paling disukai di dunia. "Sekarang kita akan bergerak dari merek yang paling disukai untuk menjadi salah satu merek paling aspirasional di dunia," katanya.

Seorang Profesor dari Seoul National University, Oh Jung-suk berpendapat, pemasaran Samsung terlalu banyak fokus pada memproyeksikan gambar mereka yang bercita-cita untuk menjadi inovatif dan terdepan. "Mereka gagal untuk secara efisien menjembatani kesenjangan antara aspirasi dan bagaimana konsumen benar-benar menanggapi kampanye. Ini harus menjadi lebih selaras," ucap Jung-suk.

Sementara Samsung telah menjadi pengiklan terbesar di dunia, namun nilai merek global Samsung belum dapat menyaingi Apple dalam industri teknologi.

Menurut data konsultan merek Interbrand di Korea Selatan, tahun 2012 lalu Samsung menghabiskan dana 4,3 miliar dollar AS untuk pemasaran dan membuat nilai merek globalnya menjadi 39,6 miliar dollar AS. Angka tersebut kurang dari setengah nilai merek Apple yang hanya menghabiskan sekitar 1 miliar dollar AS untuk pemasaran.

Namun, dari sisi penjualan, produk perangkat mobile Samsung jauh lebih besar ketimbang Apple. Lembaga riset Gartner mencatat Samsung masih menjadi produsen ponsel pintar terbesar di dunia. Pangsa pasar perusahaan asal Korea Selatan ini mencapai 31,7 persen, naik dari 29,7 persen pada kuartal kedua 2012.

Produsen ponsel pintar terbesar kedua masih ditempati Apple. Namun, pangsa pasar iPhone yang memakai sistem operasi iOS harus mengalami penurunan menjadi 14,2 persen, dari 18,8 persen pada kuartal kedua tahun 2012.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Sumber Reuters
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com