Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

NSA Bisa Bongkar Enkripsi Sinyal Ponsel

Kompas.com - 17/12/2013, 09:40 WIB
Aditya Panji

Penulis

KOMPAS.com - Dinas intelijen National Security Agency (NSA) Amerika Serikat tak hanya mampu melacak lokasi ponsel pengguna. Lebih dari itu, mereka mampu memecahkan kode pribadi, kode enkripsi, mengetahui semua pesan dan panggilan telepon yang berjalan di spektrum frekuensi radio.

Hal ini terungkap dalam data internal NSA yang dibocorkan mantan karyawannya, Edward Snowden, lalu diwartakan The Washington Post. Undang-undang di AS sebenarnya melarang NSA untuk mengumpulkan isi percakapan warga AS tanpa perintah pengadilan.

Para ahli keamanan telah lama mengeluhkan teknologi enkripsi yang umum digunakan, yang dikenal sebagai A5/1, karena rentan dibobol. Teknologi ini berkali-kali berhasil ditembus oleh para peneliti dalam berbagai proyek selama kurang lebih satu dekade.

"Teknologi enkripsi dirancang 30 tahun lalu, dan Anda tidak akan mengharapkan mobil berusia 30 tahun untuk memiliki sistem keamanan terbaru," kata David Wagner, seorang ilmuwan komputer di University of California di Berkeley.

Teknologi A5/1 dikembangkan sejak 1980-an tetapi masih digunakan secara luas oleh ponsel yang mengandalkan jaringan 2G atau GSM. Banyak ponsel yang mengandalkan jaringan 2G untuk melakukan dan menerima panggilan telepon.

Menurut Karsten Nohl, kepala ilmuwan di Security Research Labs di Berlin, lebih dari 80 persen ponsel di seluruh dunia tidak dibekali enkripsi yang baik atau bahkan tidak ada enkripsi dalam melakukan panggilan telepon.

Sementara itu, ponsel yang mendukung jaringan 3G dan 4G disebut memiliki teknik enkripsi yang lebih baik.

Dokumen itu tidak menjelaskan apakah NSA mampu masuk dalam lalu lintas data (internet) dari perangkat seluler, yang biasanya menggunakan teknik enkripsi dengan teknologi berbeda.

NSA berulang kali menekankan bahwa upaya pengumpulan data yang mereka lakukan ditujukan untuk target di luar AS. Hal itu semata dilakukan demi melindungi negara dan warga AS.

Ketika ditanya tentang kabar ini oleh The Washington Post, NSA mengeluarkan pernyataan, "Sepanjang sejarah, negara telah menggunakan enkripsi untuk melindungi rahasia negara, dengan memantau teroris, penjahat siber, perdagangan manusia, dan lainnya dengan teknologi untuk memantau kegiatan mereka."

Ahli kriptologi Matthew Blaze dari University of Pennsylvania, mengatakan, jika NSA tahu bagaimana membobol A5/1, maka kemungkinan besar dinas intelijen negara lain juga dapat melakukannya.

A5/3

Sebelumnya, para ahli keamanan pernah meminta perusahaan pembuat ponsel untuk meningkatkan standar enkripsi ke sistem terbaru agar keamanan lebih sulit dibobol. Teknologi itu disebut A5/3, yang mengalami perubahan besar dibandingkan A5/1.

Menurut Karsten Nohl, pembaruan sistem enkripsi menuju A5/3 membutuhkan investasi yang besar, memakan waktu, dan mungkin bakal menggangu kenyamanan pengguna karena harus beralih ke teknologi baru.

Di Jerman, lanjut Nohl, sudah ada dua operator telekomunikas yang mengadopsi teknik enkripsi A5/3 untuk jaringan 2G.

Beberapa operator telekomunikasi di AS, seperti AT&T dan T-Mobile, berkomitmen untuk meningkatkan standar enkripsi. Namun, mereka tidak mengungkapkan standar macam apa yang akan digunakan.

Bukan hanya operator telekomunikasi yang berkomitmen meningkatkan standar enkripsi, perusahaan teknologi berbasis internet juga akan meningkatkan enkripsi.

Google dan Yahoo, disebut sebagai perusahaan yang disadap oleh NSA. Mendengar kabar itu, kedua perusahaan penyedia platform e-mail terbesar itu akan melakukan enkripsi pada data center yang terhubung dengan kabel laut. Karena, salah satu cara NSA menyadap Google dan Yahoo adalah lewat kabel laut. Microsoft dilaporkan juga akan mengikuti langkah Google dan Yahoo.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com