E-GSM merupakan upaya untuk memanfaatkan teknologi GSM di spektrum frekuensi 900 MHz. Telkom dan Indosat mengusulkan kepada pemerintah agar E-GSM diterapkan di rentang frekuensi 850 MHz.
Ada beberapa kendala terkait peralihan teknologi ini yang mungkin akan menggangu kenyamanan pelanggan, termasuk masalah penomoran, tarif, hingga interferensi.
Dirjen Sumberdaya dan Perangkat Pos dan Informatika (SDPPI) Kemenkominfo, Muhammad Budi Setiawan, berusaha meminimalkan agar jika peralihan teknologi terjadi, jangan sampai mengganggu kenyamanan pelanggan.
Dengan adanya perubahan teknologi ini, salah satu konsekuensi yang harus diterima pelanggan adalah membeli ponsel baru yang mendukung teknologi GSM. Menurut Budi, Telkom dan Indosat harus memikirkan bagaimana menyediakan ponsel terjangkau yang berkualitas.
“Mungkin nanti bisa dibundel dengan ponsel yang disubsidi. Kedua operator itu tidak boleh merugikan pelanggan setianya,” terang Budi saat dihubungi KompasTekno, Kamis (19/12/2013).
Hingga saat ini, StarOne memiliki 3.000 pelanggan, sementara Flexi memiliki total pelanggan 11,6 juta pelanggan. Namun, menurut laporan Telkom kepada Kemenkominfo, pelanggan Flexi yang masih aktif tinggal 7 juta. “Sisanya sudah memasuki masa tenggang, atau tidak lagi mengisi ulang pulsa,” tuturnya.
Penomoran
Telkom dengan merek Flexi dan Indosat dengan merek StarOne, memegang lisensi Fixed Wireless Access (FWA) atau Telepon Tetap Nirkabel, yang berarti layanan mobilitasnya terbatas.
Sistem penomoran Flexi dan StarOne menggunakan nomor telepon tetap berdasarkan geografis atau dikenal dengan nomor telepon rumah yang memakai kode area seperti “021” untuk Jakarta atau “022” untuk Bandung.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.