Bertemu dan tambah ilmu
Lebih dari sekedar wadah, FemaleDev turut memfasilitasi anggotanya dengan berbagai pelatihan alias workshop yang dipandu oleh mentor berpengalaman. Materi yang diajarkan mencakup programming hingga cara berbisnis atau entrepreneurship.
Sejak pertama diadakan pada 2 Februari 2013, workshop FemaleDev telah terselenggara sebanyak lebih dari 20 kali di 9 kota besar seperti tersebut di atas, dengan jumlah pendaftar mencapai lebih dari 800. Umumnya, para peserta merasa senang karena bisa saling bertemu dengan sesama perempuan developer dan belajar ilmu-ilmu baru.
Ambillah Ifa, misalnya, mahasiswi IT di Universitas Gunadarma ini mengaku bangga bisa bertemu dengan teman-temannya, para cewek developer dari berbagai daerah. "Sebelumnya saya tidak tahu bahwa ada sebanyak ini, karena umumnya yang ditemui sehari-hari hanya sedikit," ujar dia.
Lain lagi pengalaman Osiany, mahasiswi Teknik Kependidikan Informatika dari Univeristas Negeri Yogyakarta. Dia merasa terbantu dengan hands-on workshop FemaleDev yang banyak menyentuh teknologi terkini macam HTML5, AngularJS, hingga Google Maps API. Ini dinilainya lebih maju dibanding apa yang didapat di institusi pendidikan formal tempatnya belajar.
Bahkan, di pertemuan hari Sabtu itu, para perwakilan FemaleDev bisa menjajal Google Glass. Gadget canggih tersebut dibawa oleh Ivan Yudhi, orang Indonesia yang bekerja di Amerika Serikat. Ivan tergabung dalam komunitas Glass Explorer, yakni para pemilik versi beta dari kacamata pintar tersebut yang sekaligus berperan memberikan masukan mengenai perangkat itu pada Google. Nantinya, kacamata pintar ini akan turut dihadirkan secara permanen untuk keperluan pengembangan aplikasi bagi developer Indonesia.
Di samping workshop yang diselenggarakan langsung oleh Kibar selaku inisiator FemaleDev, para perempuan anggota organisasi ini juga aktif menggelar workshop sendiri dengan melibatkan kawan-kawan dari daerah lain.
Kartini baru
Seperti Lidya, Chief Executive Kibar Yansen Kamto mengatakan bahwa pihaknya juga menangkap persepsi keliru di kalangan programmer, bahwa perempuan itu tak bisa coding, padahal dalam kenyataan yang terjadi justru sebaliknya. Dia hendak mematahkan anggapan itu dengan mendukung komunitas yang memberdayakan perempuan.
"Ini adalah wadah mereka untuk saling menyokong, menyemangati, mendorong lebih banyak wanita untuk masuk ke dalam dunia teknologi." ujarnya.
Dengan tergabung di dalam FemaleDev, diharapkan bahwa para wanita anggotanya bisa terus membuktikan diri dengan menciptakan karya yang bermakna, sekaligus memperkuat jaringan di antara mereka.
Para anggota FemaleDev sendiri merupakan mahasiswi yang masih aktif kuliah di kampus masing-masing. Menurut Yansen, hal ini sengaja dilakukan karena para developer muda tersebut masih memiliki mindset idealis yang terbuka terhadap kebaikan bersama. "Karena tujuan kita bukan hanya coding, tapi coding for good purpose."
Yansen berharap FemaleDev dan para perempuan developer akan terus berkembang. Dia menargetkan workshop organisasi ini sudah bisa digelar di 20 kota menjelang akhir tahun 2014. Anggota pun diharapkan bisa semakin banyak dari daerah-daerah lain di seluruh Indonesia.
Melalui kesamaan mimpi dan visi, FemaleDev mengajak para perempuan developer untuk tampil dan mempimpin. "Mereka-mereka inilah para Kartini berikutnya. Masa depan dimulai dari diri mereka."
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.