Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

FemaleDev, Menyemai Bibit "Kartini Teknologi"

Kompas.com - 06/01/2014, 08:30 WIB
Oik Yusuf

Penulis

KOMPAS.com - Perempuan seringkali dipandang sebelah mata, terutama dalam bidang yang didominasi oleh laki-laki semacam Teknologi Informasi. Anggapan bahwa kaum hawa hanya terbatas pada peranannya sebagai "istri", "ibu", dan "anak" ternyata masih dialami oleh profesional wanita, bahkan di tanah IT sekelas Silicon Valley sekalipun.

Hal inilah yang mendasari digagasnya FemaleDev, sebuah organisasi yang mewadahi para wanita pengembang aplikasi di Tanah Air. Berbekal misi menumbuhkan generasi pemimpin perempuan Indonesia di dunia teknologi, para perempuan programmer yang tergabung dalam FemaleDev hendak membuktikan bahwa mereka setara dengan, bahkan bisa lebih baik dari, kaum Adam dalam hal penguasaan IT.

"Dulu, teman-teman saya para wanita coder banyak yang punya keahlian, tapi mereka tidak terlihat, tidak muncul ke permukaan," ujar Lidya Novianti dari Kibar Kreasi Indonesia yang menjadi inisiator awal FemaleDev. Ketika ditemui KompasTekno di kantor Kibar di bilangan Menteng, Jakarta, Sabtu (4/1/2014), Lidya sedang bergabung bersama para anggota FemaleDev yang tengah mengadakan pertemuan nasional pertama mereka.

Sejak didirikan pada Februari 2013 lalu, FemaleDev telah memiliki lebih dari 1.000 orang anggota yang semuanya merupakan para perempuan developer aplikasi. Mereka berasal dari 9 kota yang tersebar di seluruh Indonesia, yaitu Jakarta, Bandung, Semarang, Yogyakarta, Surabaya, Malang, Makassar, Pontianak, dan Medan.

Sabtu itu, sebanyak 20 orang perwakilan dari wilayah-wilayah tersebut berkumpul di Jakarta untuk memperkuat kolaborasi sekaligus belajar berbagai ilmu baru dari sejumlah pembicara yang sengaja didatangkan, termasuk Amanda Surya, perempuan Indonesia yang bekerja sebagai Developer Relation Manager di kantor pusat Google di Mountain View, Amerika Serikat. Amanda lah yang mengatakan bahwa diskriminasi terhadap perempuan di bidang IT masih terjadi, bahkan di pusat teknologi sekaliber negeri Paman Sam.

Berangkat dari pemanis

Dituturkan oleh Lidya, ide mendirikan FemaleDev berawal dari keprihatinannya mengenai pandangan umum terhadap para perempuan yang berkiprah di bidang teknologi.

Cewek coder jebolan program CEP-CCIT di Fakultas Teknik Universitas Indonesia ini, misalnya, mengatakan bahwa para mahasiswi di kelas kuliahnya dulu selain berjumlah sedikit juga dianggap hanya sebagai "pemanis" alias dipandang sebelah mata oleh para programmer laki-laki.

Persepsi yang berlaku di kalangan kolega pria di lingkungannya, menurut Lidya, adalah bahwa para perempuan developer tidak sanggup bekerja dengan "serius" seperti menangani proyek hingga selesai dan begadang mengejar deadline.

Alhasil, para wanita seringkali tak dianggap sebagai bagian dari sebuah tim developer. Mereka lebih sering diminta membawakan presentasi, pitching, atau mengerjakan hal terkait administrasi, kalau bukan dibebani tugas menyelesaikan sebagian besar pekerjaan.

oik yusuf/ kompas.com
Perwakilan anggota FemaleDev dari 9 kota di Indonesia menyimak sesi sharing ilmu dari Prami Rachmiadi, Country Agency Lead Google di kantor Kibar Kreasi Indonesia, Jakarta, Sabtu (4/1/2014)

Padahal, lanjut Lidya lagi, meski tak memiliki ketahanan fisik setinggi kaum Adam, para wanita coder memiliki kelebihan lain berupa ketelatenan dan perhatian mendalam terhadap detil-detil programming.

Pengalaman Lidya berlanjut ke berbagai organisasi developer yang diikutinya, yang kebanyakan memang didominasi oleh pria. "Oleh sebab itu teman saya kebanyakan cowok, karena memang perempuan jarang sekali di bidang ini," ucap Lidya.

Meski mendapati dirinya sebagai bagian dari kaum minoritas, Lidya menolak pasrah dengan keadaan yang kurang menguntungkan bagi para perempuan coder. "Aku tidak percaya orang-orang bilang bawa cewek itu tak bisa, cewek itu sebenarnya mampu, tapi mereka mungkin tidak punya wadahnya."

Dia lantas berusaha melacak organisasi yang mewadahi para perempuan programmer, tapi tak menemukan apa yang dicarinya. Para wanita memang eksis di perkumpulan-perkumpulan developer, namun jumlahnya masih jauh lebih sedikit dibandingkan pria dan relatif terpinggirkan.

Hingga kemudian muncullah ide mendirikan organisasi sendiri bernama FemaleDev. Berbekal dukungan dari Kibar, Lidya memberanikan diri menggalang para wanita developer aplikasi dari seluruh Nusantara. Tujuannya sederhana, yaitu menyediakan wadah bagi para srikandi bidang teknologi ini agar saling mengenal antara satu dan yang lainnya sehingga tak merasa sendiri.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tablet Samsung Galaxy Tab S6 Lite 2024 Resmi di Indonesia, Ini Harganya

Tablet Samsung Galaxy Tab S6 Lite 2024 Resmi di Indonesia, Ini Harganya

Gadget
WhatsApp Dituduh Bocorkan Informasi Warga Palestina ke Israel, Ini Faktanya

WhatsApp Dituduh Bocorkan Informasi Warga Palestina ke Israel, Ini Faktanya

Internet
Cara Mengaktifkan eSIM Telkomsel di HP Android dan iPhone

Cara Mengaktifkan eSIM Telkomsel di HP Android dan iPhone

e-Business
Razer Perkenalkan Kishi Ultra, Controller Game dengan 'Sensa HD Haptics'

Razer Perkenalkan Kishi Ultra, Controller Game dengan "Sensa HD Haptics"

Gadget
10 Cara Menghilangkan Iklan di HP Tanpa Aplikasi Tambahan, Mudah dan Praktis

10 Cara Menghilangkan Iklan di HP Tanpa Aplikasi Tambahan, Mudah dan Praktis

Gadget
Rawan Rusak, Aksesori FineWoven iPhone dan Apple Watch Dihentikan?

Rawan Rusak, Aksesori FineWoven iPhone dan Apple Watch Dihentikan?

Gadget
Fitur Penerjemah Kalimat Instan Pakai  'Circle to Search' Sudah Bisa Dicoba di Indonesia

Fitur Penerjemah Kalimat Instan Pakai "Circle to Search" Sudah Bisa Dicoba di Indonesia

Software
Triwulan I-2024, Transaksi Judi Online di Indonesia Tembus Rp 100 Triliun

Triwulan I-2024, Transaksi Judi Online di Indonesia Tembus Rp 100 Triliun

Internet
Polres Jakarta Selatan Tangkap Mantan Atlet E-sports Terkait Kasus Narkoba

Polres Jakarta Selatan Tangkap Mantan Atlet E-sports Terkait Kasus Narkoba

Game
Microsoft Rilis Phi-3 Mini, Model Bahasa AI Kecil untuk Smartphone

Microsoft Rilis Phi-3 Mini, Model Bahasa AI Kecil untuk Smartphone

Software
Meta Umumkan Horizon OS, Sistem Operasi untuk Headset VR Merek Apa Pun

Meta Umumkan Horizon OS, Sistem Operasi untuk Headset VR Merek Apa Pun

Software
Tanda-tanda Smartphone iQoo Z9 dan Z9x Segera Masuk Indonesia

Tanda-tanda Smartphone iQoo Z9 dan Z9x Segera Masuk Indonesia

Gadget
Apple Gelar Acara 'Let Loose' 7 Mei, Rilis iPad Baru?

Apple Gelar Acara "Let Loose" 7 Mei, Rilis iPad Baru?

Gadget
Bos Samsung Lee Jae-yong Jadi Orang Terkaya di Korea Selatan untuk Pertama Kalinya

Bos Samsung Lee Jae-yong Jadi Orang Terkaya di Korea Selatan untuk Pertama Kalinya

e-Business
Jadwal Maintenance 'Genshin Impact' 24 April, Siap-siap Ada Karakter Baru Arlecchino

Jadwal Maintenance "Genshin Impact" 24 April, Siap-siap Ada Karakter Baru Arlecchino

Game
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com