Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Satya Nadella, CEO Baru Microsoft Kelahiran India

Kompas.com - 05/02/2014, 09:47 WIB
Aditya Panji

Penulis

Sumber The Verge
KOMPAS.com — Pencarian CEO baru Microsoft akhirnya berakhir. Perusahaan perangkat lunak terbesar di dunia itu menunjuk Satya Nadella sebagai nakhoda baru yang akan menentukan arah pada masa depan.

Nadella menggantikan CEO Microsoft sebelumnya, Steve Ballmer, yang memutuskan pensiun dini. "Ini adalah sebuah kehormatan yang luar biasa bagi saya untuk memimpin dan melayani perusahaan besar kita," kata Nadella dalam sebuah e-mail kepada karyawan, Selasa (4/1/2014).

Dalam situs web pengumuman CEO baru Microsoft, tertulis bahwa Nadella punya hobi soal puisi dan bermain kriket.

Di India, negara asal Nadella, kriket merupakan olahraga yang populer. Ia punya "gairah" terhadap kriket, dan aktif mengikuti kompetisi sejak masih duduk di bangku sekolah. Baginya kriket bukan hanya sekadar permainan atau olahraga.

"Saya pikir bermain kriket mengajari saya lebih lanjut tentang bekerja dalam tim dan kepemimpinan yang telah tinggal dengan saya sepanjang karier saya," katanya.

Nadella lahir di Hyderabad, India, pada 1967. Ia mengemban studi teknik elektro di Universitas Mangalore, India, dan akhirnya memutuskan pindah ke Amerika Serikat, lalu mendapat gelar MS dalam bidang ilmu komputer di Universitas Wisconsin, dan gelar MBA dari Sekolah Bisnis Universitas Chicago.

Ia merupakan salah satu veteran di Microsoft, telah bekerja selama 22 tahun, sejak 1992. Sebelum itu, pria 46 tahun ini bekerja untuk Sun Microsystems, yang merupakan salah satu kompetitor Microsoft.

Karier di Microsoft

Karier Nadella di Microsoft dimulai ketika ia bekerja untuk layanan online Microsoft. Ia memegang sejumlah peran penting, termasuk ikut mengembangkan perangkat lunak perkantoran Office, bahkan mesin pencari Bing.

Yang paling penting, ia telah berperan mengubah bisnis komputasi awan, sebelum memimpin unit bisnis server dan tools.

Karya Nadella dalam bisnis server dan tools Microsoft membantu profitabilitas divisi sehingga ia dipercaya memimpin bisnis infrastruktur komputasi awan seperti Windows Azure. Jabatan terakhirnya sebelum menjadi CEO adalah executive vice president cloud and enterprise.

Namanya dikreditkan sebagai seorang yang turut mengembangkan berbagai layanan Microsoft. Baru-baru ini, Nadella difokuskan mengembangkan infrastruktur dan layanan dasar seperti Bing, Xbox Live, Skype, dan OneDrive (sebelumnya bernama SkyDrive).

Ruang "mobile"

Di dalam perusahaan, Nadella berhasil membangun citra sebagai pemimpin yang cerdas dan karismatik. Ia punya keahlian teknis dan sukses mengembangkan bisnis Microsoft yang mengincar segmen korporasi.

Nadella memang punya banyak pengalaman dan pemahaman mendalam tentang komputasi serta rekayasa layanan/aplikasi yang rumit dan kompleks. Namun, sebenarnya ia tidak memiliki banyak pengalaman menjalankan bisnis yang berhadapan dengan konsumen, seperti Xbox dan Skype.

Selama ini, ia juga jarang terlibat dalam bisnis perangkat dan bisnis mobile Microsoft, yang merupakan bidang penting untuk masa depan industri teknologi. Nadella kurang memiliki banyak pengalaman dalam ruang mobile.

Kekuatan inti Microsoft saat ini bergantung pada usaha dan bisnis pembelian lisensi paten, adopsi perangkat lunak, dan layanan untuk segmen korporasi.

Bisnis sistem operasi Windows kini dihadapkan pada kenyataan menurunnya pengiriman komputer pribadi di seluruh dunia. Namun, bisnis perangkat lunak perkantoran Office terus mendatangkan pendapatan yang mengesankan.

Sebagai nakhoda Microsoft, Nadella punya banyak tugas besar. Ia harus mempertahankan bisnis yang selama ini mendatangkan banyak keuntungan, turut meningkatkan penjualan komputer pribadi berbasis Windows, serta menjawab tantangan atas tren perangkat mobile.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Sumber The Verge
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com