Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tentukan Pilihanmu
0 hari menuju
Pemilu 2024
Kompas.com - 20/02/2014, 09:05 WIB
|
EditorReza Wahyudi

KOMPAS.com — Facebook mengumumkan telah menyepakati persetujuan untuk mengakuisisi perusahaan penyedia layanan mobile messaging, WhatsApp, pada Rabu (19/2/2014).

Facebook sendiri sebenarnya sudah memiliki layanan pesan instan sendiri. Lalu, apa alasan Facebook repot-repot membeli WhatsApp yang memiliki layanan serupa Messenger dan dengan nilai yang sangat tinggi.

Facebook Messenger ternyata berjalan tak seperti yang diharapkan Facebook, terutama dalam hal jumlah pengguna. Berbeda dengan WhatsApp, layanan mobile messaging populer ini telah memiliki 450 juta pengguna di seluruh dunia, dan terdapat satu juta pengguna baru tiap harinya.

Facebook dinilai terlambat dalam terjun ke layanan mobile messaging. Perusahaan tersebut baru meluncurkan messaging setelah membeli Beluga pada tahun 2011. Di saat itu, grup messaging sudah lebih populer dibanding layanan SMS.

Sementara WhatsApp yang diluncurkan tahun 2009 memiliki tujuan untuk menghadirkan layanan chat yang cepat, sederhana, dan bersih dari iklan sehingga banyak yang mengadopsinya.

Layanan WhatsApp sangat populer di luar Amerika, seperti di negara-negara Eropa dan India, termasuk Indonesia. Pada awal tahun ini, WhatsApp mengklaim telah memproses 50 miliar pesan dalam satu hari. Jumlah tersebut dipecah menjadi 36 miliar pesan terkirim (outbound) dan 18 miliar pesan masuk (inbound).

Karena itu, untuk mempercepat adopsi layanan messaging ke cakupan yang lebih luas lagi, Facebook membeli WhatsApp.

Alasan lagi, menurut beberapa analis, Facebook perlu melengkapi basis data pengguna jejaring sosialnya. Hampir semua informasi sudah "diumbar" oleh ratusan juta pengguna Facebook tetapi ada satu jenis yang jarang dikeluarkan, yaitu nomor telepon.

Nah, dengan membeli WhatsApp yang tentu saja menyimpan 450 juta nomor telepon penggunanya, Facebook dapat mensinkronisasikan dengan basis data yang sudah dimilikinya.

Nilai akuisisi WhatsApp oleh Facebook tersebut bisa dibilang sangat fantastis, 19 miliar dollar AS (sekitar Rp 223 triliun). Nilai ini termasuk 3 miliar dollar AS dalam bentuk saham yang diberikan kepada pendiri dan karyawan WhatsApp dalam jangka empat tahun.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke