Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dari 4G sampai Big Data, Indonesia Perlu Bersiap

Kompas.com - 02/03/2014, 09:27 WIB

Faktor keamanan akan menjadi salah satu isu utama di pasar enterprise di Indonesia. Indonesia terkenal sebagai negara dengan tingkat penggunaan media sosial seperti Facebook, Twitter, dan layanan lainnya yang sangat tinggi. Hal ini juga menyebabkan Indonesia memiliki masalah besar dengan keamanan TI. Indonesia merupakan salah satu negara dengan tingkat infeksi virus PC tertinggi di dunia. Hampir 45 persen dari PC di Indonesia telah terdeteksi diinvasi spyware, virus, atau adware.

Fakta bahwa hampir 90 persen dari perangkat lunak di negara ini adalah bajakan juga menjadi faktor masalah yang sangat signifikan. Ini akan menjadi tantangan tersendiri di level entrerprise untuk mengadopsi penggunaan Bring Your Own Device (BYOD), mengingat  besarnya risiko keamanan yang harus dihadapi dari perangkat pribadi para karyawan perusahaan yang akan terkoneksi ke jaringan perusahaan.

Saat ini cloud computing merupakan fokus utama di Indonesia untuk dapat menurunkan biaya dalam jangka panjang. Meskipun saat ini penggunaannya di dalam negeri masih rendah, tetapi Frost & Sullivan memperkirakan bahwa pasar akan tumbuh secara signifikan. Pertumbuhan pasar diprediksi akan mencapai  lebih dari 120 juta dollar AS pada tahun 2017, di mana Software-as-a-Service (SaaS) menjadi pilihan yang paling populer bagi pengguna di Indonesia.

Data center juga diprediksi akan mengalami peningkatan yang signifikan di negara ini, dengan meningkatnya jumlah konsumsi data secara signifikan di Indonesia. Perkembangan pasar data center di dalam negeri juga menjadi sangat menarik mengingat Indonesia adalah negara yang rentan terhadap bencana alam, dan adanya tuntutan dari pengguna untuk dapat mengakses kapan saja.

Hal-hal ini mendukung tumbuhnya data center pintar dengan kemampuan skalabilitas pengembangan yang mudah, yang lebih bergantung pada software daripada hardware.

Meskipun saat ini market untuk layanan data center masih terbilang kecil, Frost & Sullivan percaya bahwa pasar untuk layanan data center akan mengalami pertumbuhan secara eksponensial di Indonesia, dari prediksi sebesar 30 juta dollar AS pada tahun 2014 nantinya diperkirakan akan naik dua kali lipat pada tahun 2017 ketika layanan co –location tetap masih akan menjadi faktor utama pemasukan.

Peningkatan konsumsi data tersebut, seperti yang dituliskan sebelumnya, berasal dari peningkatan produksi data secara signifikan. Hal ini lazim disebut sebagai ledakan data atau Big Data yang menjadi tren penting lainnya pada sektor TI enterprise.

Beberapa waktu lalu terdapat penyelenggaraan konferensi CTI IT Infrastructure Summit 2014 yang topik utamanya membahas tentang "big data" di mana ledakan yang terjadi memiliki potensi untuk meningkatkan kinerja bisnis dan dimanfaatkan untuk kepentingan publik jika diutilisasi secara tepat.

Seperti jamak diketahui, beberapa tahun belakangan big data menjadi istilah yang kerap kita dengar terutama terkait dengan kontribusi positifnya terhadap industri TI. Namun, adopsinya di Indonesia masih rendah dan menyisakan sejumlah halangan serta tantangan. Konferensi CTI Summit ini bisa dijadikan sebagai referensi terkait tren teknologi dan ajang diskusi untuk mengimplementasikan juga mengambil manfaat dari teknologi tersebut.

*Tentang Penulis: Eugene Van de Weerd adalah Country Director Frost & Sullivan Indonesia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com