Seorang hakim di Dallas, Texas, telah mengakui kebangrutan Mt. Gox. Hakim tersebut sepakat untuk melindungi aset perusahaan dan untuk sementara menghentikan dua tuntutan hukum di AS terhadap Mt. Gox.
Mt. Gox dijadwalkan kembali ke pengadilan pada 1 April mendatang untuk memperpanjang perlindungan bangkrut.
Di AS, Mt. Gox mendapatkan dua gugatan hukum. Satu gugatan berasal dari perusahaan pengelola bitcoin, Coinlab asal Seattle, dan satu lagi adalah gugatan bersama (class action) dari warga Chicago, Illinois.
Seperti dikutip dari BBC, kuasa hukum warga Chicago yang mengajukan class action, Steven Hoodrow, mengatakan kepada hakim bahwa kasus Mt. Gox merupakan "penipuan besar."
Sementara itu, kuasa hukum Mt. Gox, David Parham, membantah ada kecurangan. CEO Mt. Gox Mark Karpeles menegaskan bahwa sistem keamanan perusahaan telah dibobol dan peretas mencuri semua aset bitcoin.
Mt. Gox sudah mendeteksi ada aktivitas yang tak biasa pada dompet bitcoin di sistemnya pada awal Februari 2014. Tepatnya tanggal 7 Februari, Mt. Gox menangguhkan seluruh transaksi nasabah. Para nasabah geram atas langkah Mt. Gox karena mereka tak bisa menarik atau mentransfer bitcoin.
Bursa tersebut mengaku kehilangan total 850.000 bitcoin yang nilainya hampir 500 juta dollar AS. Dari jumlah tersebut, sebanyak 750.000 bitcoin adalah milik nasabah dan 100.000 bitcoin lainnya adalah aset perusahaan.
Mt. Gox memiliki kewajiban utang sebesar 63,9 juta dollar AS, jauh melebihi total aset saat ini yaitu 37,7 juta dollar AS. Dalam dokumen kebangkrutan Mt. Gox tercatat, ada 127.000 kreditor dan sebanyak 1.000 kreditor di antaranya berasal dari Jepang.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.