Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengintip Pabrik Ponsel Smartfren Andromax

Kompas.com - 13/03/2014, 16:14 WIB
Icha Rastika

Penulis

SHENZHEN, KOMPAS.com - Operator CDMA Smartfren Telecom tengah memproduksi Andromax seri terbaru dengan menggandeng vendor elektronik Haier. Andromax yang mengadopsi prosesor terbaru buatan Qualcomm ini akan dirilis pada kuartal kedua 2014.

Wartawan Kompas.com, Icha Rastika, berkesempatan melihat langsung pembuatan Andromax seri terbaru itu di pabrik yang berlokasi di Shenzhen, China pada 11 Maret 2014.

Head of Bundling Product Departement Smartfren Telecom Hartadi Novianto mengatakan, untuk tahap awal, diproduksi 100.000 lebih unit Andromax seri terbaru di pabrik tersebut.

Proses produksi Andromax berawal dari pembuatan motherboard ponsel pintar tersebut. Dalam ruangan SMT (Surface-Mounted Technology), tampak sejumlah pekerja tengah merakit motherboard. Pekerja yang terlihat dalam ruangan ini tidak lebih dari 20 orang. Sebagian besar proses pembuatan dilakukan dengan mesin.

Icha Rastika/Kompas.com
Pabrik perakitan ponsel Smartfren Andromax di China.
Menurut Hartadi, dalam satu shift kerja (sekitar 8 jam), bisa dihasilkan sekitar 4.500 motherboard. Para buruh pabrik bekerja dalam dua shift per hari yang masing-masing lamanya delapan jam.

"Pagi kira-kira jam 8.00, sampai jam 12.00 istirahat, jam 14.00 masuk lagi, lalu pulang sekitar jam 17.00 dan ada asramanya di sekitar pabrik," tuturnya.

Selanjutnya, motherboard yang dihasilkan akan diuji kualitasnya melalui proses Acceptable Quality Level. Pengecekan dilakukan dengan mengambil 20 sampel produk dari 240 unit yang dihasilkan. "Kalau dua puluh, duapuluhnya oke, maka semuanya berarti oke. Tapi kalau ada satu saja yang rusak, semuanya harus dicek lagi," kata Hartadi.

Jika semuanya sudah sesuai, motherboard kemudian disatukan dengan hardware yang dibuat pada tahap Assembly. Tampak di ruangan Assembly, para pekerja membuat layar ponsel, memasangkan motherboard pada kerangka ponsel, kemudian mengecek secara fisik kelengkapan perangkat yang dihasilkan.

Tak hanya itu, para pekerja juga melakukan pengecekan kualitas perangkat per unitnya. Ada yang terlihat mengecek kualitas layar, kualitas suara yang dihasilkan, serta mengecek apakah semua program dan fitur ponsel bisa bekerja dengan baik. Menurut Hartadi, dalam satu shift per hari bisa dihasilkan 2500 hingga 3000 unit ponsel. "Satu hari itu sama ya, dua shift," tambahnya.

Lantas, bagaimana jika ada perangkat yang tidak lulus uji kualitas pada tahap ini? Hartadi mengatakan bahwa perangkat yang tidak sempurna akan diperbaiki lagi jika memang masih bisa disempurnakan. Namun jika tidak, produk yang kualitasnya buruk akan langsung dibuang. "Pertama dipisahkan dulu, kalau masih bisa, dibenerin. Kalau belum bisa, dibuang langsung," ujarnya.

Diakui Hartadi, kegagalan dalam produksi tidak mungkin dipungkiri. Smartfren-Haier menargetkan rata-rata 98 persen unit yang dihasilkan sempurna.

"Sekitar dua persennya pasti ada yang diperbaiki," katanya. Setelah melalui tahap akhir, unit yang selesai dicek kualitasnya di pabrik ini akan dicek kembali kekuatan fisiknya, antara lain ketahanan, dan humidity test.

"Ada pressure test, ada tes ketahanan layar, ponsel dijatuhkan dari ketinggian satu meter. Setelah jadi unit juga ada tes humidity test atau kelembaban, tapi bukan di pabrik ini," ucap Hartadi.

Adapun Andromax terbaru ini mengadopsi prosesor terbaru buatan Qualcomm. Prosesor dual-core 8610 dan quad-core  8612 akan mendukung ponsel pintar ini. Dengan layar 5 inci dan kamera 5 megapixel, Andromax ini diharapkan dapat memberikan kepuasan lebih kepada penggunanya.  Untuk suara, Andromax baru ini dilengkapi dengan audio DTS (digital theater system). "Suara seperti di bioskop dengan komposisi treble dan bass lebih seimbang," ucap Hartadi.

Dia juga mengatakan bahwa Andromax terbaru ini akan dilengkapi dengan fitur quick charge. Fitur ini memungkinkan pengguna lebih cepat mengisi penuh batre Andromax. "Nge-charge nya jadi lebih cepat. Misalnya rata-rata dua jam untuk full (penuh), jadi 1,5 jam bisa full," ujarnya.

Mengenai harga Andromax baru ini, Hartadi enggan menyebutkan secara pasti terlebih dahulu. Yang pasti, kata dia, harganya tak jauh dari Rp 1,5 juta. Penasaran? Tunggu peluncurannya beberapa bulan lagi.

Berikut foto-foto proses perakitan smartphone Andromax:

Icha Rastika/Kompas.com Pabrik perakitan ponsel Smartfren Andromax di China.
Icha Rastika/Kompas.com
Pabrik perakitan ponsel Smartfren Andromax di China.
Icha Rastika/Kompas.com
Pabrik perakitan ponsel Smartfren Andromax di China.
Icha Rastika/Kompas.com
Pabrik perakitan ponsel Smartfren Andromax di China.
Icha Rastika/Kompas.com
Pabrik perakitan ponsel Smartfren Andromax di China.
Icha Rastika/Kompas.com
Pabrik perakitan ponsel Smartfren Andromax di China.
Icha Rastika/Kompas.com
Pabrik perakitan ponsel Smartfren Andromax di China.
Icha Rastika/Kompas.com
Pabrik perakitan ponsel Smartfren Andromax di China.
Icha Rastika/Kompas.com
Pabrik perakitan ponsel Smartfren Andromax di China.
Icha Rastika/Kompas.com
Pabrik perakitan ponsel Smartfren Andromax di China.
Icha Rastika/Kompas.com
Pabrik perakitan ponsel Smartfren Andromax di China.
Icha Rastika/Kompas.com
Pabrik perakitan ponsel Smartfren Andromax di China.
Icha Rastika/Kompas.com
Pabrik perakitan ponsel Smartfren Andromax di China.
Icha Rastika/Kompas.com
Pabrik perakitan ponsel Smartfren Andromax di China.
Icha Rastika/Kompas.com
Pabrik perakitan ponsel Smartfren Andromax di China.
Icha Rastika/Kompas.com
Pabrik perakitan ponsel Smartfren Andromax di China.
Icha Rastika/Kompas.com
Pabrik perakitan ponsel Smartfren Andromax di China.
Icha Rastika/Kompas.com
Pabrik perakitan ponsel Smartfren Andromax di China.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com