Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengapa Smartfren Gencar Hadirkan Ponsel Android?

Kompas.com - 18/03/2014, 08:06 WIB
Penulis Icha Rastika
|
EditorAditya Panji
QINGDAO, KOMPAS.com - Smartfren Telecom menjadi perusahaan telekomunikasi yang gencar memasarkan produk ponsel pintar berbasis Android. Strategi ini dilakukan untuk mendorong ekosistem teknologi yang diusungnya serta menjaga dan menambah jumlah pelanggan.

Menghadirkan ponsel pintar yang mendukung teknologi jaringan nirkabel code division multiple access (CDMA) merupakan cara Smartfren untuk mendorong ekosistem CDMA yang belakangan ini terbilang lesu di Indonesia. Dalam waktu tiga bulan, perusahaan setidaknya menghadirkan satu produk baru.

Head of Marketing Communication Smartfren, Roberto Saputra mengatakan, pihaknya selalu membundel penjualan ponsel pintar dengan layanan telepon, SMS, dan data (internet). Dengan membeli perangkat, pengguna dirayu untuk memakai layanan Smartfren.

Smartfren merasa perlu menyediakan banyak ponsel pintar untuk mengikuti perkembangan teknologi dan memenuhi kebutuhan konsumen. Strategi menghadirkan banyak ponsel pintar dengan harga dan spesifikasi yang beragam dilakukan untuk menutupi kesenjangan harga.

“Strategi kita di 2014 adalah mengikuti teknologi baru, kita launching chipset terbaru. Di CDMA, teknologi selalu berkembang walaupun yang lama tidak dimatikan," kata Roberto di sela acara media trip di Qingdao, Shandong, China, yang dihadiri wartawan Kompas.com, Icha Rastika.

Selama ini, Smartfren memesan ponsel pintar Android dari produsen asal China, seperti Innos, Huawei, ZTE, hingga Hisense. Ponsel itu kemudian diberi label merek Smartfren Andromax.

Di bulan April nanti, Smartfren merilis dua Andromax terbarunya, yakni seri i3s (i3 spesial) dan Gv2 (G versi 2). Kedua seri tersebut menggunakan prosesor terbaru besutan Qualcomm, yakni Snapdragon 8612 jenis Cortex-A7 quad-core kecepatan 1.2 Ghz. Padahal, akhir Januari lalu, Smartfren telah merilis dua ponsel pintarnya, yakni Andromax U3 dan Andromax V.

“Di sini kita melihat perkembangan chipset. Inilah yang jadi pertimbangan setiap kali mengembangkan itu butuh waktu minimal tiga bulan. Tapi tidak selalu begitu, bisa saja tiga sampai enam bulan. Kita selalu mengikuti cycle teknologi, kita selalu memberikan teknologi terbaru," kata Roberto.

Usaha Smartfren menghadirkan banyak ponsel pintar berbuah manis. Anak perusahaan Sinarmas itu menjadi pengimpor ponsel pintar kedua terbesar di Indonesia dengan 581.000 ribu unit pada kuartal empat 2013.

Samsung masih menempati posisi puncak pengimpor ponsel pintar terbesar di Indonesia dengan 1.137.664 unit di kuartal empat 2013. Posisi ketiga ditempati oleh Lenovo dengan 321.901 unit, Oppo berada di peringkat empat dengan 250.407 unit, dan Sony dengan 198.930 unit yang berada di posisi lima.

Hingga akhir 2013, jumlah pelanggan Smartfren sudah mencapai 11,3 juta. Dari total pelanggan tersebut, sekitar 6 juta merupakan pelanggan data. Tahun ini, Smartfren menargetkan dapat meraih 15 juta pelanggan.

Smartfren menyiapkan investasi sebesar 100 juta dollar AS di tahun 2014 untuk meningkatkan kualitas jaringan hingga melakukan modernisasi infrastruktur telekomunikasi di wilayah yang telah mereka jangkau.

Perusahaan saat ini mengimplementasi jaringan EV-DO Rev B dan akan diperbarui menuju Data Optimized (DO) Advanced. Teknologi hasil kerja sama dengan Qualcomm ini telah digunakan di sejumlah kota besar, termasuk Jakarta, Bandung, Yogyakarta, Surabaya, dan Semarang, untuk mengantisipasi kenaikan trafik data.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com