Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Monica, Arek Suroboyo di Markas Microsoft

Kompas.com - 03/04/2014, 11:01 WIB
Wicak Hidayat

Penulis

Salah satunya menghubungkan Monica dengan Microsoft di Irlandia. Di sini Monica berkenalan dengan pria yang kemudian akan menjadi suaminya. “Awalnya ada sebuah proyek, kami mengerjakannya bersama. Dia sebagai engineer-nya dari Irlandia dan saya mendukung di Singapura,” kata Monica.

Setelah 2,5 tahun di Singapura, Monica mengatakan ia kemudian mendapat peluang untuk bekerja di Microsoft European Operations Center di Dublin, Irlandia. Sebuah peluang yang tak disia-siakan, apalagi dirinya sudah memiliki tambatan hati di sana.

“Waktu itu kami memang sudah punya angan-angan untuk menikah,” kenangnya.

Selain mendapatkan keluarga, Monica juga mendapatkan pengalaman baru dari sisi karier. Karena di Dublin ia bukan hanya mengenal Eropa, tetapi juga dinamika operasional dan bisnis Microsoft di Eropa, Timur Tengah, dan Afrika.

Setelah Dublin, pada 2006 Monica dan suaminya mendapatkan kesempatan untuk bekerja di kantor pusat Microsoft di Redmond. “Kami sangat bersyukur atas kesempatan itu, karena sangat membantu dalam hal pembelajaran dan pengembangan karier,” tulisnya.

Monica mengatakan, Microsoft memang kerap memberikan kesempatan bagi pasangan suami-istri yang sama-sama bekerja di Microsoft untuk tetap berada di lokasi yang sama. Salah satu rekannya, ia mencontohkan, baru saja berpindah dari Jerman ke Redmond. Tak lama, istrinya juga dicarikan posisi di Kantor Pusat.

Di Redmond, Monica menuturkan ia memegang posisi di bagian keuangan dan mendukung beberapa eksekutif Microsoft di Worldwide Sales, Marketing, and Services Group. Saat ini ia menjabat Senior Finance Manager for WW Enterprise and Partner Group, memberi dukungan langsung pada CVP for WW Public Sector.

11 tahun, 3 benua

Total, karier Monica di Microsoft telah mencapai 11 tahun. Selama itu ia sudah melanglang buana di tiga benua. Pengalamannya itu dikatakan Monica membuatnya bisa merasakan betapa beragamnya manusia.

“Kita harus menyesuaikan diri dengan orang dari berbagai bangsa, yang memiliki kebiasaan dan cara pandang yang sangat berbeda dengan kita. Ada orang yang kalau bicara keras, ada yang tidak biasa mengungkapkan perasaannya di muka umum, macam-macam lah,” ujarnya.

Monica mengatakan, di salah satu bagian kantornya para karyawan bahkan memasang sebuah peta dunia lalu menunjukkan dari belahan bumi yang mana mereka berasal. Dari situ, ujarnya, mereka jadi bisa melihat dan saling tahu asal negara masing-masing.

Di Microsoft, Monica mengaku banyak belajar soal teknologi juga. Dan ia merasakan perubahan Microsoft dari perusahaan yang terfokus pada membuat software untuk PC ke kondisi saat ini, yang menjadi “device and services company”.

Dengan berbekal aplikasi pada perangkat berbasis Windows Phone, misalnya, ia menunjukkan bagaimana karyawan Microsoft bisa melihat ketersediaan shuttle untuk bepergian dari satu gedung ke gedung lain.

Ia juga bercerita bagaimana menggunakan teknologi baru, seperti PowerMap, untuk presentasi dan menampilkan data dengan cara yang sebelumnya tak bisa dilakukan dengan mudah. “Hal-hal teknis juga saya pelajari, walaupun posisi saya di keuangan,” tuturnya.

Apa kabar, Indonesia?

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com