Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Monica, Arek Suroboyo di Markas Microsoft

Kompas.com - 03/04/2014, 11:01 WIB
Wicak Hidayat

Penulis

Di waktu senggangnya, Monica senang membaca buku dan bermain piano. Kemampuan bermain piano didapatnya dari mendiang ibundanya yang merupakan seorang guru piano dan telah mengajarkannya cara bermain piano sejak umur tiga tahun.

Karena Ibundanya sudah wafat, Monica mengaku sudah tidak pernah pulang ke Indonesia. Saudara kandungnya pun sudah tidak ada di Indonesia karena telah pindah ke Australia.

Ia pun sangat jarang memiliki kesempatan bertemu sesama orang Indonesia yang bekerja di Microsoft Redmond. “Mungkin satu tahun hanya satu kali,” ujarnya.

Namun, bukan berarti ia jarang bertemu orang Indonesia. Monica mengaku beberapa teman sekolahnya di Surabaya bekerja di perusahaan yang juga berbasis di Seattle, AS. Oleh karena itu, mereka malah cukup rutin bertemu, lebih sering dari bertemu sesama karyawan Microsoft dari Indonesia.

Kegiatan lain Monica adalah fotografi. “I’m a Canon girl,” katanya riang. Dalam hal itu, Monica aktif dalam kompetisi fotografi yang menjadi bagian dari Microsoft Giving Campaign (sebuah program donasi dari karyawan Microsoft di AS).

Salah satu foto karyanya dikatakan telah dimuat dalam buku foto yang dibuat dalam rangka kampanye Microsoft Giving itu. “Semua hasil penjualan buku itu, dan dana yang sama dari perusahaan, akan diberikan pada organisasi amal,” tuturnya.

Ia mengaku sering ingin tahu seperti apa program amal yang ada di Indonesia, serta apakah Microsoft Indonesia terlibat dengan kegiatan amal atau sosial tertentu. Sebuah pertanyaan yang saya jawab dengan ajakan untuk berkunjung pulang ke Indonesia.

Kepada orang Indonesia yang ingin memiliki kesempatan bekerja di perusahaan seperti Microsoft, Monica mengatakan bahwa peluang dan kesempatan itu bisa datang kepada siapa pun. “Kesempatan itu, kita sendiri yang bikin!” tukasnya.

"Lifelong learning"

Berikut adalah cuplikan e-mail dari Monica Harjono yang mampu menyimpulkan kisah hidupnya:

“Saya adalah juga seorang yang percaya sekali pada lifelong learning. Bagi saya pribadi, ini adalah proses yang sangat penting karena saya tidak pernah mendapat kesempatan belajar di luar negeri dan saya belajar tentang kemandirian sesungguhnya sejak usia cukup muda saat ibu saya meninggal (Saya berumur 19 dan adik saya 14).

“Saya selalu berusaha untuk memiliki kemampuan yang relevan, dengan terus-menerus belajar dan menantang diri sendiri tentang hal-hal baru atau mengembangkan kemampuan/ pengetahuan yang saya miliki, juga dengan mengenal teknologi terbaru. Microsoft, lewat penawaran pelatihan internal yang luas, telah sangat mendukung tujuan itu. Saya juga pernah mengikuti sekolah jarak jauh dan belum lama ini mendapatkan sertifikat Certified Management Accounting.

“Waktu sungguh cepat berlalu dan tak terasa saya sudah menghabiskan sebelas tahun terakhir bersama Microsoft. Setelah melampaui 11 tahun, 3 benua, dan 3 negara, saya percaya bahwa masih banyak peluang untuk belajar di dalam Microsoft yang bisa membantu perkembangan dan pertumbuhan karier saya. Untuk hal itu, saya sungguh bersyukur.”

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com