Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

4 Tantangan Bisnis "E-commerce" di Indonesia

Kompas.com - 06/04/2014, 12:03 WIB
EditorAditya Panji
KOMPAS.com - Indonesia sempat masuk dalam daftar negara dengan potensi pertumbuhan industri e-commerce yang cerah, namun hal itu tidak membuat perjalanan industri e-commerce Indonesia berjalan mulus. Bahkan sempat pula dikatakan masih banyak pelaku industri yang merugi. Dinamika tersebut tentu ada sebabnya. Minggu ini situs Quartz membeberkan empat tantangan yang mungkin harus dihadapi oleh industri e-commerce Indonesia. Apa saja tantangan yang dimaksud? Berikut ulasannya.

Banyaknya pengguna Internet yang tak sejalan dengan tingkat penjualan e-commerce

?Indonesia yang dikenal sebagai negara berpenduduk terbanyak keempat di dunia diketahui memiliki jumlah pengakses internet yang juga cukup banyak. Namun tak disangka hal tersebut rupanya tak berdampak cukup baik terhadap tingkat penjualan e-commerce di Indonesia. Menurut situs Quartz, Indonesia berada di posisi paling akhir dari lima negara di Asia perihal peringkat penjualan e-commerce

 
Walau begitu, diproyeksikan pertumbuhan nilai penjualan e-commerce Indonesia ditargetkan akan bertumbuh dua kali lipat pada tahun-tahun mendatang, yang diikuti pula dengan pertumbuhan mobile commerce di Indonesia yang diprediksi akan ikut mendongkrak pertumbuhan ini. Belum lagi dengan bertumbuhnya pengguna internet di wilayah Indonesia timur juga mampu mendatangkan potensi yang positif bagi bisnis e-commerce Indonesia. (Baca juga: Rakuten perluas layanan e-commerce hingga Wamena Papua)

Akses belanja online di Indonesia masih didominasi oleh kalangan profesional

?Apa yang menjadi fokus Quartz kali ini cukup menarik. Diketahui, saat ini mayoritas trafik tertinggi dalam aktivitas belanja online berkisar di dalam waktu “jam-jam kantor”. Dikatakan oleh Rio Inaba CEO Rakuten Indonesia yang dimuat dalam pemberitaan Quartz, trafik pembelanjaan online akan meningkat lagi di waktu sore hari atau setelah para pekerja selesai istirahat makan siang. Hal ini menurutnya dikarenakan para pembelanja lebih merasa mudah mengakses situs-situs e-commerce di kantornya ketimbang mengaksesnya di rumah. Masalah ini berkaitan dengan masih lambatnya koneksi jaringan internet di rumah.

Untuk isu seperti ini untungnya Indonesia saat ini tengah berbenah diri seperti contohnya dengan menyiapkan koneksi jaringan internet berkecepatan 10Gbps di tahun 2015 mendatang. Para penyedia layanannya pun juga sudah siap seperti; Telkom Akses, MNC Grup, First Media, dan beberapa pemain lainnya.

Konsumen Indonesia masih menyukai belanja online lewat cara “konvensional”

Walau sudah serba online, nyatanya konsumen Indonesia saat ini masih jauh lebih menikmati belanja online dengan cara lama seperti lewat grup di BlackBerry Messenger (BBM), classified marketplace, forum, hingga layanan jejaring sosial seperti Facebook dan lain-lain. Semua layanan ini merupakan sistem belanja online yang bisa mempertemukan antara penjual dan pembeli (C2C).

Kondisi ini memberikan suatu kesimpulan singkat akan tingkat kepercayaan konsumen di Indonesia masih dipertaruhkan, walau penipuan belanja online sudah tak semarak dulu, namun hal ini tetap menjadi tantangan bagi banyak pelaku industri e-commerce untuk bisa melakukan langkah strategis demi mengedukasi pasar.

Masih terbatasnya layanan pembayaran dan keperluan logistik

Tantangan ini bisa membuktikan bahwa e-commerce bisa menjadi solusi terbaik bagi konsumen Indonesia di tengah-tengah buruknya infrastruktur transportasi. Isu kemacetan dan buruknya sarana transportasi massal ke pusat-pusat perbelanjaan tentu membuat konsumen harus berupaya tinggi untuk dapat berbelanja. Dengan e-commerce masalah tersebut tentu bisa teratasi.

Untuk masalah pembayaran, walau saat ini telah banyak penyedia layanan pembayaran online yang bermunculan, nyatanya para pelaku e-commerce saat ini masih banyak mengadopsi layanan  pembayaran manual dengan transfer antar rekening maupun kartu kredit. Masalah seperti ini juga seharusnya menjadi isu yang patut diperhatikan oleh para pelaku e-commerce demi memajukan iklim industri e-commerce Indonesia di masa mendatang.

Disclosure: Artikel ini sebelumnya telah dimuat di DailySocial.net. DailySocial.net merupakan salah satu rekanan sindikasi konten dari KompasTekno.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Cara Menghapus Penanda dan Tag di GetContact dengan Mudah

Cara Menghapus Penanda dan Tag di GetContact dengan Mudah

Software
Counterpoint Mendadak Revisi Data Pasar Ponsel Indonesia, Xiaomi Terdongkrak, Realme Jadi Negatif

Counterpoint Mendadak Revisi Data Pasar Ponsel Indonesia, Xiaomi Terdongkrak, Realme Jadi Negatif

e-Business
Vivo Berhenti Jual Ponsel di Negara Ini, Peminat Mesti Impor

Vivo Berhenti Jual Ponsel di Negara Ini, Peminat Mesti Impor

e-Business
Pengguna Oppo Find N2 Flip Dapat Jatah 6 Kali Ganti Screen Protector Gratis

Pengguna Oppo Find N2 Flip Dapat Jatah 6 Kali Ganti Screen Protector Gratis

Gadget
Spesifikasi Laptop untuk Tes TKD dan AKHLAK Rekrutmen Bersama BUMN 2023, Perhatikan

Spesifikasi Laptop untuk Tes TKD dan AKHLAK Rekrutmen Bersama BUMN 2023, Perhatikan

e-Business
Harga 'Asli' Vision Pro Rp 22 Juta, Apple Jual Rp 52 Juta

Harga "Asli" Vision Pro Rp 22 Juta, Apple Jual Rp 52 Juta

Gadget
Infinix Note 30: Harga dan Spesifikasi di Indonesia

Infinix Note 30: Harga dan Spesifikasi di Indonesia

Gadget
Pengiriman HP Meningkat, Bos Infinix Yakin Taklukkan Pasar Indonesia

Pengiriman HP Meningkat, Bos Infinix Yakin Taklukkan Pasar Indonesia

e-Business
Ramai Tampilan WhatsApp Berubah, Menu Chat Jadi di Bawah, Bagaimana Bisa?

Ramai Tampilan WhatsApp Berubah, Menu Chat Jadi di Bawah, Bagaimana Bisa?

Internet
Beda Headset AR Apple Vision Pro dan Microsoft HoloLens 2, Harga Sama-sama Rp 52 Jutaan

Beda Headset AR Apple Vision Pro dan Microsoft HoloLens 2, Harga Sama-sama Rp 52 Jutaan

Hardware
5 Perbedaan Spesifikasi Infinix Note 30 dan Note 30 Pro di Indonesia

5 Perbedaan Spesifikasi Infinix Note 30 dan Note 30 Pro di Indonesia

Gadget
Video Audisi Putri Ariani AGT Tembus 12 Juta View di YouTube dan Trending Nomor 1

Video Audisi Putri Ariani AGT Tembus 12 Juta View di YouTube dan Trending Nomor 1

Internet
Game Spider-Man 2 Bisa Dipesan Minggu Depan, Harga Mulai Rp 1 Jutaan

Game Spider-Man 2 Bisa Dipesan Minggu Depan, Harga Mulai Rp 1 Jutaan

Game
Harga iPhone X Bekas Kini Rp 4 Jutaan, tapi Pertimbangkan Hal Ini Dulu sebelum Beli

Harga iPhone X Bekas Kini Rp 4 Jutaan, tapi Pertimbangkan Hal Ini Dulu sebelum Beli

Software
Komentari Apple Vision Pro, Zuckerberg: Futuristik tapi Bukan yang Saya Mau

Komentari Apple Vision Pro, Zuckerberg: Futuristik tapi Bukan yang Saya Mau

Gadget
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com