Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perang Paten, 10 Rahasia Apple-Samsung Terungkap

Kompas.com - 22/04/2014, 15:36 WIB
Reska K. Nistanto

Penulis

Sumber Tech Radar

KOMPAS.com — April ini, Apple dan Samsung kembali bertemu di pengadilan. Kedua perusahaan raksasa TI tersebut kembali meributkan soal hak paten pada gadget yang mereka gunakan. Walau banyak yang merasa jenuh mengikuti perkembangan persidangan keduanya, di sisi lain, kasus ini memiliki daya tarik tersendiri.

Daya tarik tersebut berasal dari sejumlah dokumen yang diajukan di persidangan sebagai barang bukti atau pendukung. Dokumen-dokumen tersebut, baik berasal dari Apple maupun Samsung, menguak sejumlah fakta yang selama ini belum pernah terungkap ke publik.

Fakta-fakta tentang strategi dan teknologi yang dimiliki kedua raksasa TI tersebut kini menjadi bumbu-bumbu yang membuat persidangan makin menarik untuk diikuti.

Apa saja temuan-temuan baru dari kasus persidangan Apple melawan Google tersebut? Techradar, Sabtu (19/4/2014) telah membuat rangkumannya sebagai berikut:

1. Perang suci

Pendiri Apple, Steve Jobs, menggunakan istilah "Perang Suci" dalam e-mail-nya ke sejumlah petinggi Apple pada tahun 2011, untuk menggambarkan persaingan perusahaan dengan Google Android. Di dalam biografinya, seperti ditulis oleh Walter Isaacson, Steve Jobs juga mengandaikan persaingan Apple dengan Google dengan istilah "Thermonuclear War."

2. Samsung pernah mau campakkan Android

Dokumen Samsung yang dibeberkan di pengadilan menguak fakta bahwa dahulu Samsung berniat untuk meninggalkan platform Android.

Alasannya, Samsung merasa kesulitan mendapatkan update dari Google dan memilih untuk menggunakan sistem operasi buatan mereka sendiri. Kontrol yang sulit, dan masih sedikit vendor yang menggunakannya saat itu, juga membuat Samsung ragu untuk mengadopsi OS robot hijau tersebut.

3. Apple akui kesalahannya

File presentasi yang beredar di internal perusahaan Apple menunjukkan bahwa strategi Apple selama ini salah. Apple mengatakan bahwa konsumen menginginkan produk yang tidak mereka miliki, yaitu smartphone dengan layar yang lebih besar dan harga yang terjangkau.

Namun, VP Marketing Apple, Phil Schiller, mengatakan bahwa itu tidak bisa dijadikan sebagai gambaran umum kebijakan Apple. Pada 2014 ini, Apple dikabarkan akan meluncurkan iPhone 6 dengan ukuran layar yang lebih besar.

4. Apple cemburu terhadap Samsung

Apple ternyata juga bisa cemburu terhadap pesaingnya, Samsung. Saat harian The Wall Street Journal memberitakan iklan Samsung pada final Superbowl, harian tersebut mengatakan bahwa Apple sudah kalah keren dibanding Samsung dalam hal pemasaran.

Petinggi Apple pun mengirim e-mail ke agen iklannya dan mengatakan, "Kita punya pekerjaan rumah yang banyak untuk membalikkan keadaan."

Agen iklan Apple ternyata justru malah mempertanyakan mengapa Apple harus "kebakaran jenggot" menanggapi tulisan tersebut. "Sayang sekali, padahal kita memiliki produk yang jelas lebih bagus," ujar agen iklan tersebut dalam e-mail balasannya.

5. Prioritas utama Samsung, mengalahkan Apple

Dalam dokumen rencana strategi Samsung pada 2011, prioritas Samsung adalah mengalahkan Apple dalam segala hal. Semua yang dilakukan Samsung harus dalam konteks mengalahkan Apple.

6. Sebelum iPhone, Android tak tertarik layar sentuh

Smartphone-smartphone Android pada mulanya tidak akan menggunakan teknologi layar sentuh, alih-alih tombol-tombol fisik berukuran kecil. Fakta tersebut terkuak dari dokumen dengan judul "Android Project Software Functional Requirements Document" versi 0.91 yang diterbitkan pada 6 Juli 2006.

Saat itu, iPhone dengan layar sentuhnya justru membuat Google malu terhadap diri sendiri karena kesuksesan Apple dengan iPhone yang mengusung teknologi layar sentuh justru ditiru banyak vendor hingga saat ini.

Halaman:
Sumber Tech Radar
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com