Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dijuluki "Penggali Kubur Nokia", Ini Kata Stephen Elop

Kompas.com - 29/04/2014, 16:42 WIB
Aditya Panji

Penulis

Sumber BGR
KOMPAS.com - September 2013, industri teknologi dikejutkan dengan berita akuisisi bisnis ponsel Nokia oleh Microsoft. Rakyat Finlandia geram atas akuisisi tersebut. Mereka menyalahkan CEO Nokia kala itu, Stephen Elop, karena menjual perusahaan yang sudah dianggap sebagai ikon bangsa.

Saking kesalnya, bahkan ada yang menyebut Elop sebagai "Kuda Troya" di Nokia dengan "konspirasi besar". Elop masuk ke perusahaan itu untuk menurunkan nilai perusahaan agar di kemudian hari Microsoft dapat mengakuisisi Nokia dengan harga yang terbilang murah.

Sebelum bergabung di Nokia, Elop memimpin divisi bisnis Microsoft di mana ia bertanggung jawab atas peranti lunak perkantoran Microsoft Office. Ia baru bergabung di Nokia pada September 2010 dan menjadi CEO pertama di Nokia yang bukan orang Finlandia.

Besar harapan Nokia agar Elop mampu membangkitkan kejayaan bisnis ponsel Nokia di tengah gempuran ponsel yang sedang populer saat ini, seperti Apple iPhone dan ponsel berbasis Android.

Namun, harapan itu jauh dari kenyataan. Selama 3 tahun dipimpin Elop, pendapatan Nokia turun 40 persen, begitu juga dengan keuntungan yang anjlok 95 persen. Harga saham Nokia pun turun 60 persen, kehilangan nilai serta kapitalisasi pasar sebesar 13 miliar dollar AS.

Demi menjaga stabilitas perusahaan, Elop memecat 40.000 karyawan dan mengurangi biaya operasional sebesar 50 persen.

Ia bahkan membunuh sistem operasi Symbian pada 2011 yang sebelumnya sangat diandalkan Nokia dan menghentikan pengembangan MeeGo karena dianggap tak sejalan dengan fokus perusahaan.

Sebagai gantinya, Nokia mengambil langkah menjadi pendukung setia Windows Phone, sebuah sistem operasi ponsel pintar yang dibuat Microsoft. Sejak itu hubungan Microsoft dengan Nokia sangat mesra.
 
Bantahan Elop

Dalam sebuah wawancara terbuka kepada publik, Elop membantah dirinya adalah "Kuda Troya" di Nokia. Ia menegaskan, segala keputusan yang diambil merupakan keputusan bersama demi kepentingan pemegang saham.

"Adapun hal Kuda Troya, saya hanya pernah bekerja atas nama dan untuk kepentingan pemegang saham Nokia. Selain itu, semua keputusan bisnis dan strategi yang saya buat didasarkan dengan dukungan dan persetujuan dari dewan direksi Nokia, di mana saya juga tergabung sebagai anggota," jelas Elop.

Pada kesempatan itu, ia juga mengungkap alasan membunuh Symbian lantaran sistem operasi itu tidak mampu bersaing dengan lawan-lawannya.

Seperti dilaporkan BGR, dalam rapat umum pemegang saham Nokia pada November 2013 lalu, beberapa pemegang saham secara terbuka mengatakan Elop gagal memimpin Nokia. Mereka menyebut Elop telah membawa Nokia "menuju jalan kehancuran" dan menggali "makam bagi ponsel Nokia."

Setelah keputusan akuisisi diumumkan, dan regulator menyetujui akuisisi ini, Microsoft akhirnya menuntaskan transaksi pembelian Nokia pada April 2014. Nama unit bisnis ponsel Nokia diganti menjadi Microsoft Mobile.

Perusahaan yang didirikan oleh Bill Gates itu harus merogoh kocek 5 miliar dollar AS untuk mengakuisisi unit bisnis perangkat dan layanan Nokia. Sementara itu, untuk lisensi paten Nokia, Microsoft mengeluarkan uang sebesar 2,2 miliar dollar AS. Total dana yang dihabiskan oleh Microsoft adalah 7,2 miliar dollar AS.

Microsoft turut memboyong karyawan Nokia sebanyak 25.000 orang, lebih sedikit dari angka 32.000 yang direncanakan sebelumnya.

Akuisisi ini juga mengembalikan Elop ke Microsoft. Perannya di perusahaan itu akan semakin luas karena ia menjabat sebagai eksekutif wakil presiden grup perangkat keras yang juga bertanggung jawab atas perangkat konsol game Xbox, tablet Surface, hingga aksesori.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber BGR
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com