Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Teman Jadi 500, Pendiri Path Singgung Indonesia

Kompas.com - 02/05/2014, 11:26 WIB
Oik Yusuf

Penulis

Ilustrasi

KOMPAS.com — Lebih kurang sebulan terakhir, beredar kabar bahwa jejaring sosial Path berencana menaikkan batas teman yang dimiliki pengguna dari 150 menjadi 500 orang. Pada akhir April, sejumlah pengguna melaporkan sudah bisa menambah teman hingga lebih dari 150, tetapi sejauh ini belum ada pengumuman resmi dari pihak Path.

Saat diklarifikasi, pendiri sekaligus CEO Path David Morin menjelaskan bahwa penambahan batas teman tersebut masih dalam tahap uji coba alias belum sepenuhnya diterapkan.

"Kami baru melakukannya pada sebagian kecil pengguna. Kalau tak memengaruhi kualitas, maka kami akan teruskan," ujar Morin dalam percakapan dengan Kompas Tekno, Jumat (2/4/2014) pagi. Uji coba penambahan jumlah teman pengguna ini, menurutnya, turut dilakukan di wilayah-wilayah lain di luar Indonesia.

Morin tidak merinci seberapa banyak persisnya jumlah pengguna yang mendapat kenaikan batas teman, tetapi ia menjelaskan bahwa Path melakukan metode "seleksi acak". Namun, ada kriteria jumlah teman yang sudah dimiliki oleh pengguna bersangkutan. "Kami fokus pada pengguna yang paling terlibat," katanya.

Dorong jumlah pengguna

Salah satu tujuan dari uji coba ini adalah melihat apabila kenaikan batas jumlah teman mampu mendorong angka rata-rata jumlah teman yang dimiliki oleh pengguna Path.

"Dulu, waktu batasnya masih 50 orang, rata-rata pengguna punya 15 teman. Lalu rata-ratanya naik jadi 50 orang ketika batasnya kami tingkatkan jadi 150. Nah, kami ingin lihat apabila batasnya dinaikkan jadi 500, apakah rata-rata jumlah teman pengguna naik juga menjadi 150," jelas Morin.

Sesuai dengan kabar yang beredar sebelumnya, Morin  mengatakan bahwa keputusan Path untuk bereksperimen menambah batasan jumlah teman didasari oleh banyaknya permintaan dari pengguna Path.

Bahkan, lanjut dia, penambahan batas teman merupakan hal yang paling banyak diminta oleh pengguna, terutama dari Indonesia. "Sebenarnya permintaan juga datang secara global. Namun, karena jumlah pengguna di Indonesia merupakan yang terbesar, maka suara dari komunitas di Indonesia sangat kuat."

Tetap eksklusif?

Alih-alih mendapat respons negatif karena terkesan berlawanan dengan visi awal Path menciptakan jejaring sosial beranggotakan orang-orang terdekat, Morin mengatakan bahwa dari hasil pengujian sejauh ini para pengguna justru menyambut positif penambahan batas jumlah teman di jejaring sosial tersebut.

"Ternyata (penambahan batas teman) itu disukai pengguna dan tak memengaruhi kualitas... Tujuan kami tetap sama, yaitu memberikan jejaring yang privat dan eksklusif, pada saat privasi menjadi semakin sulit diperoleh. Kalau merugikan diferensiasi kami (dibanding jejaring sosial lain yang tidak bersifat 'eksklusif') maka tak akan kami lakukan," ujar Morin.

Agaknya hanya tinggal menunggu waktu sebelum Path benar-benar mengumumkan dan menerapkan penambahan jumlah teman secara menyeluruh.

Lalu, bagaimana dengan persoalan privasi di tengah-tengah jumlah teman yang semakin banyak? Beberapa pengguna memprediksi kemungkinan banjir update dari jumlah teman yang makin banyak. Namun, hal semacam ini sebenarnya bisa disiasati dengan lebih selektif memilih teman, misalnya hanya dengan orang-orang terdekat. Hanya karena batas jumlah teman meningkat jadi 500, bukan berarti tiap pengguna harus memiliki teman sejumlah itu.

Path sendiri pada September lalu telah merilis dua fitur bernama Inner Circle dan Private Sharing yang memungkinkan pengguna berbagai momen dengan orang-orang tertentu saja, serta menciptakan lingkaran relasi yang lebih rapat di dalam Path.

David Paul Morris/Bloomberg
Pendiri dan CEO Parth Dave Morin
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com