KOMPAS.com - Sistem operasi Symbian pernah menjadi OS populer di platform mobile. Siapa sangka, OS yang dahulu menjadi andalan di ponsel-ponsel Nokia itu pernah dimanfaatkan untuk memeras raksasa perusahaan Finlandia itu.
Menurut televisi Finlandia, MTV News, seorang peretas mengancam Nokia akan menyebarkan kode enkripsi yang digunakan oleh Symbian. Peretas itu pun meminta uang beberapa juta Euro kepada Nokia jika tidak ingin membocorkan kode enkripsi tersebut.
Parahnya lagi, Nokia dikabarkan sudah membayarkan uang yang jelas tidak sedikit itu.
Masalahnya, kebocoran kode enkripsi bisa membuat sistem operasi Symbian yang saat itu banyak dipakai ponsel-ponsel Nokia menjadi rentan terhadap virus dan malware. Nokia pun mau tak mau menyanggupi permintaan peretas tersebut.
Memang, Nokia sudah berusaha mengamankan kejadian itu dengan menghubungi pihak Kepolisian Finlandia. Sayangnya, peretas tersebut ternyata mengecoh Nokia dan kepolisian Finlandia.
Saat proses penyerahan tebusan berlangsung, kepolisian Finlandia mengaku kehilangan jejak. Pemeras, kode enkripsi, dan uang tebusan yang nilainya disebut mencapai jutaan Euro yang diberikan Nokia pun hilang dan tak bisa ditemukan hingga kini.
Menurut Engadget (17/6/2014), berapa persisnya jumlah uang yang diminta pemeras kepada Nokia tidak diketahui. Nokia pun tidak mau berkomentar tentang jumlah uang yang hilang dibawa kabur pemeras itu.
Kasus tersebut telah diverifikasi oleh MTV News dan Reuters. Kepolisian Finlandia pun masih menganggap kasus tersebut belum selesai hingga kini.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.