Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Apple dan Google Ancam Produsen Arloji Mewah

Kompas.com - 06/07/2014, 16:39 WIB
KOMPAS.com - Produsen arloji dalam waktu dekat ini akan kedatangan pesaing baru dari industri teknologi yang sedang fokus mengembangkan perangkat pintar yang bisa dipakai di tubuh manusia (wearable device), termasuk jam tangan pintar.

Sejumlah perusahaan teknologi besar telah membuat jam tangan pintar, termasuk Samsung, Sony, Motorola, dan LG. Google selaku pembuat Android, sudah membuat sistem operasi khusus untuk wearable device, yaitu Android Wear.

Dalam waktu dekat, Apple juga akan meluncurkan produk perangkat keras dan perangkat lunak serupa yang besar kemungkinan diberi nama iWatch pada akhir 2014. Jam tangan pintar itu dibekali sejumlah fitur canggih seperti dapat mendeteksi tekanan darah, denyut nadi, jumlah langkah, kalori yang terbakar, hingga menampilkan informasi kebugaran.

Kedatangan jam tangan pintar ke pasar ini dirasakan sebagai ancaman bagi sejumlah produsen jam tangan tradisional.

Terlebih, para eksekutif yang sebelumnya bekerja di industri fesyen, kini mulai mendapat tawaran kerja dari perusahaan teknologi untuk mengembangkan produk jam tangan atau wearable device lain.

Sekitar setahun yang lalu, Apple merekrut CEO rumah mode Yves Saint Laurent, yakni Paul Deneve, untuk mengerjakan sebuah "proyek spesial." Kemudian pada Oktober 2013, giliran Burberry yang harus kehilangan sang CEO, Angela Ahrendts, karena mendapat tawaran bergabung dengan Apple sebagai wakil presiden senior untuk retail dan online.

Terakhir, Apple membajak Partick Pruniaux, yang sudah tujuh tahun terakhir bekerja sebagai wakil presiden urusan penjualan di perusahaan pembuat arloji mewah Tag Heuer.

Jean-Claude Biver, kepala merek arloji di kelompok bisnis produk barang mewah LVMH Moet Hennessy Louis Vuitton, meyakini bahwa jam tangan pintar seperti milik Apple harus dianggap sebagai ancaman serius bagi industri jam tangan di Swiss.

"iWatch akan memiliki status simbol kekuasaan yang sama seperti banyak produk Apple lainnya. Saya pribadi percaya itu memiliki potensi ancaman bagi industri dan tidak seharusnya kita sekadar diam dengan menyilangkan lengan," ujar Biver seperti dikutip dari Reuters.

Namun, menurut analis Jon Cox dari lembaga finansial Kepler Cheuvreux di Zurich, Swiss, jam tangan pintar belum bisa menggantikan arloji mekanik mewah buatan Swiss yang dijual 5.000 dollar AS. Jam tangan pintar dinilai hanya menjadi koleksi tambahan bagi para pengejar prestise.

"Jika Anda seorang bankir muda yang sukses, Anda mungkin mampu memiliki keduanya. Tapi sebuah arloji Swiss benar-benar adalah diri Anda sehingga orang lain dapat dengan jelas melihat bahwa Anda kaya, sementara Anda tidak mendapatkan faktor 'wow' yang sama dengan jam tangan pintar," katanya seperti dikutip dari Sydney Morning Herald.

Risiko terbesar, menurut Cox, jam tangan pintar akan mengancam merek arloji kelas menengah seperti Swatch dan Tissot. Jika semakin banyak jam tangan pintar yang dijual di sekitar 200 sampai 400 dollar AS, maka akan bersaing langsung dengan kedua merek itu.

Produsen arloji mekanik dan digital pun tidak tinggal diam menghadapi inovasi yang terus dilakukan perusahaan teknologi. Swatch dan Casio, misalnya, terus berusaha membuat jam tangan yang interaktif dengan altimeter dan kompas elektronik yang mengincar para petualang dan penyelam.

Jam tangan pintar dan wearable device diprediksi akan menjadi tren komputasi masa depan setelah perangkat mobile. Tak heran jika banyak perusahaan teknologi, yang berinvestasi besar untuk penelitian dan pengembangan wearable device. Casio asal Jepang juga mengaku siap untuk masuk dalam bisnis jam tangan pintar.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Reuters
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com