Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menolak, Yahoo Pernah Diancam Pemerintah AS

Kompas.com - 15/09/2014, 10:11 WIB
Oik Yusuf

Penulis

Ilustrasi logo Yahoo

KOMPAS.com - Yahoo ternyata pernah diancam oleh pemerintah Amerika Serikat agar menyerahkan data pengguna layanannya ke dinas intelijen AS, National Security Agency (NSA).

Adanya ancaman yang melibatkan denda sebesar 250.000 dollar AS atau hampir Rp 3 miliar per hari itu terungkap lewat dokumen persidangan yang dipublikasikan Kamis (11/9/2014) lalu.

Yahoo kemudian disebut berusaha melawan ancaman tersebut melalui pengadilan intelijen luar negeri (FISA Court), namun tak berhasil.

“Dokumen-dokumen yang dipublikasikan ini menjelaskan langkah demi langkah pertarungan kami untuk melawan usaha mata-mata pemerintah AS,” tulis kuasa hukum Yahoo, Ron Bell, dalam sebuah posting Tumblr yang dikutip oleh The Guardian.

Sebuah undang-undang diamandemen pada 2007 sehingga memungkinkan pihak pemerintah AS untuk meminta data dari penyedia layanan online. Ketika Yahoo diminta menyerahkan informasi terkait, perusahaan ini menolak dengan alasan permintaan tersebut “tidak konstitusional”.

Permintaan NSA kepada Yahoo dilayangkan sebagai bagian dari program mata-mata Prism. Sebelum dihentikan pada 2011, program ini melibatkan pengumpulan data pengguna dari raksasa-raksasa layanan online AS, termasuk Apple, Google, dan Microsoft.

Begitu keberadaannya diungkapkan oleh whistleblower Edward Snowden tahun lalu, Prism yang mulai dijalankan pada masa pemerintahan mantan presiden AS George W. Bush ini memicu kontroversi karena membuat pemerintah AS bisa mengakses e-mail, rekaman chatting, voice call, dan dokumen pribadi lain milik pengguna layanan online.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com