KOMPAS.com — Sebagian perusahaan Korea Selatan berkembang dengan menjiplak produk perusahaan-perusahaan Jepang dan Amerika Serikat. Namun, dalam waktu singkat, ”sang penjiplak” mengalahkan kekuatan yang ditiru. Ini cerita tentang periode "penjiplakan" di belakang capaian besar industri Korea, termasuk teknologi informasi.
= = =
Setiap Minggu pagi pada awal 1980-an, rombongan insinyur Jepang memenuhi pesawat komersial yang terbang dari Negeri Sakura ke Korea Selatan. Mereka bukan turis, melainkan para ahli semikonduktor Jepang yang didatangkan Samsung untuk mengajari para insinyur Korsel memperbaiki fasilitas produksi dan mereorganisasi pekerja teknis Samsung semikonduktor. Ini adalah sayap bisnis baru Samsung Electronics yang dikembangkan mulai 1974.
Rombongan insinyur Jepang itu hanya bekerja setengah hari. Pada Minggu sore itu juga, mereka pulang kembali ke negerinya. Di antara sesama insinyur Jepang, aktivitas setiap akhir pekan di Korsel itu sudah seperti rahasia umum. Namun, di antara mereka ada kesepakatan tidak tertulis: "Jangan pernah bertanya apa yang mereka lakukan di Korea!"
Kisah akhir pekan para insinyur Jepang itu disinggung dalam esai "Mari Berpikir Sebelum Kita Melihat Dunia" (1997) yang ditulis Lee Kun-hee, penerus bisnis perusahaan elektronik Samsung yang didirikan Lee Byung-chull.
Dari pedagang sembako
Samsung pada awal pendiriannya, akhir 1930-an, hanyalah perusahaan lokal yang berbisnis sembako, seperti sayur-mayur, buah-buahan, gula, beras, dan ikan kering. Lalu, perusahaan itu mengembangkan bisnis terigu dan tekstil pada 1950-an.
Ketika Presiden Park Chung-hee menggulirkan program industrialisasi Korsel pada kurun waktu 1961-1979, Samsung beralih ke sektor manufaktur dan berfokus memproduksi peranti elektronik.
Samsung termasuk konglomerasi (chaebol) generasi pertama Korsel yang lahir dari rahim transformasi ekonomi Korsel bersama perusahaan lain, seperti LG, Hyundai, dan Posco.
Perusahaan-perusahaan yang mendapat berbagai fasilitas khusus dari pemerintah pada awal masa transformasi ekonomi itu kemudian berubah menjadi perusahaan global. Kini, perusahaan-perusahaan tersebut menjadi motor penggerak utama perekonomian Korsel.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.