"Kita kan melihatnya begini, perang, ancaman negara tetangga itu kan bukan cuma ada meriam ada kapal, tapi itu masuknya lewat cyber sekarang, lihat berapa hacking yang sudah terjadi, berapa situs pemerintah yang di-hacked,' ujar Rudiantara.
"Itu kan sesuatu yang harus kita jaga, kalau untuk kepentingan nasional kita harus berani, harus punya affirmative action," demikian tegas menteri Kabinet Kerja Jokowi ini.
Menkominfo mengatakan nantinya akan ada tim tersendiri yang akan menangani tindak kejahatan cyber ini. Bukan hanya dari Kemenkominfo saja, namun juga dari aspek pertahanan, ekonomi, sosial budaya, dan sebagainya.
Preventif dan preemtif
Lalu seperti apa bentuk pemblokiran yang akan dipakai oleh Menkominfo baru ini?
Sebagaimana kita ketahui bersama, pemerintah Tiongkok juga memberlakukan pemblokiran yang ketat terhadap akses internet bagi warga negaranya. Namun di sisi lain, Tiongkok juga memiliki layanan internet buatan lokal yang kuat bagi penggunannya, seperti jejaring sosial Weibo dan mesin pencari Baidu.
"(Hal yang sama di Tiongkok) bisa dilakukan, ada cara diblok dari sisi teknologi, ada pula cara melalui edukasi, preventif dan preemtif namanya, semuanya harus jalan" ujar Rudiantara.
"Kita nggak bisa main blok-blok begitu saja, edukasinya juga harus jalan dong," terangnya mengakhiri pembicaraan.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.