Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bertemu Orang Belanda yang Merancang Game "Indonesia"

Kompas.com - 05/11/2014, 20:45 WIB

"Ada lho, boardgame dengan judul 'Indonesia'. Dan yang bikin itu orang Belanda!" adalah kalimat yang sering ia lontarkan bagi orang yang baru 'belajar' boardgame.

Dan kini, entah berapa tahun sejak pertama kali saya mengetahui akan keberadaan boardgame itu, kami bertatap-tatapan langsung dengan pembuatnya.

Jika diibaratkan pencarian Indiana Jones akan cawan suci (dalam Indiana Jones and The Last Crusade, 1989), ini adalah ibaratnya bukan saja menemukan cawannya, tapi menemukan pembuat cawan itu sendiri.

Saya agak malu untuk mengakui apa yang terjadi setelah kami menyadari bahwa pria itu adalah perancang game 'Indonesia'. Karena yang kami lakukan berikutnya adalah meminta untuk berfoto bersama.

Ya, memang agak memalukan. Tapi mau bilang apa? Kalau Anda ketemu Yeti atau Big Foot -- dengan asumsi mahluk itu tak membunuh Anda terlebih dahulu -- hal pertama yang terpikir adalah untuk memotretnya kan?

Wicak Hidayat/KompasTekno Joris Wiersinga, perancang game 'Indonesia', bersama Rio Frederrico, perancang game Mahardika, di gelaran Essen Spiel '14, 16-19 Oktober 2014.

Namanya Joris

Pria itu bernama Joris Wiersinga, sapaan akrabnya Joris (dibaca: Yoris). Dia adalah CEO dari sebuah perusahaan gamification bernama Silverfit.

Joris bukan orang biasa di dunia game, dia merupakan salah satu tokoh yang disegani, perancang game yang punya reputasi membuat game dengan aspek ekonomi yang rumit.

Joris, kelahiran Arnhem, Belanda, telah merancang game sejak usia muda. Game komputer pertama yang ia jual dibuat pada saat ia masih usia 14 tahun, menyusul beberapa tahun kemudian game tabletop.

Menurut data di Boardgamegeek, bersama dengan Jeroen Doumen, Tamara Jannink dan Herman Haverkort ia mendirikan Splotter Spellen. Perusahaan yang kemudian menerbitkan game 'Indonesia' rancangannya.

Joris dan Indonesia

Setelah selesai bertingkah seperti fanboy, kami kembali duduk di meja dan berusaha menggali lebih jauh hal apa yang membuat Joris merancang game dengan judul 'Indonesia'.

"Ya, salah satunya karena saya pernah tinggal di Indonesia," jawab Joris.

Dhuer! Lagi-lagi saya merasa kesamber gledek. Ini artinya, Joris bukan sekadar menempelkan Indonesia ke dalam mekanik game yang ia rancang, tapi ia memang sungguh punya kedekatan dengan Indonesia.

"Wow," kata saya setengah tidak percaya, "Anda pernah tinggal di Indonesia?"
"Waktu kecil, Ayah saya bekerja di Indonesia. Saya tinggal di Jakarta, Ayah saya bekerja di wilayah lain," ujar Joris.

Joris mengatakan, ia tinggal di area dekat Blok M dan Kebayoran. Ia masih kanak-kanak ketika itu, namun ia cukup punya kenangan tentang Indonesia.

Lahirnya Game 'Indonesia'

"Lalu, game 'Indonesia' itu, dibuat karena pengalaman Anda di Indonesia?" tanya saya.
"Tidak. Tapi, saya memang memulainya dari sebuah kejadian di Indonesia," tutur Joris.

"Ketika itu saya sedang berada di bandara, salah satu wilayah di Indonesia yang saya tidak ingat namanya. Tapi itu di wilayah timur," kata Joris.

"Kemudian, saya dapat pengumuman, pesawat mengalami penundaan. Penundaannya cukup lama, saya tidak ingat berapa jam, atau apakah saya sampai harus menginap satu malam lagi," lanjutnya.

Namun yang pasti, Joris mengatakan, penundaan itu membuatnya iseng dan ia akhirnya mencoret-coret ide sebuah boardgame. Sebuah peta Indonesia yang dilihatnya ketika itu turut memicu ide tersebut.

Menurut Joris, proses terjadinya game 'Indonesia' dari ide ke produksi terbilang cepat dibandingkan game-game lain dari Splotter Spellen. Ia menyebut hanya beberapa hari dibandingkan beberapa minggu yang biasanya dilakukan.

Rumit, Menuai Pujian

Game tersebut pun meraih perhatian yang cukup baik di kalangan penggemar boardgame. Bahkan, menurut Boardgamegeek, Game yang terbit di 2005 itu adalah finalis International Gamers Award pada 2006.

Joris menjelaskan, game itu memiliki tema ekonomi. Pemain bisa memiliki produksi (seperti karet, beras, makanan cepat saji atau minyak). Pemain juga bisa melakukan penelitian, hingga ada kemungkinan melakukan merger / akuisisi.

"Hal ini merupakan satu aspek yang cukup unik di boardgame. Sangat jarang game yang memungkinkan terjadinya merger antar pemain," ujar Joris.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com