Keberhasilan penjualan itu datang bukan tanpa ganjalan. Saat berbicara di ajang Startup Asia 2014, Wakil Presiden Global Xiaomi Hugo Barra sedikit curhat mengenai beberapa hambatan yang ditemui pihaknya dalam memasarkan produk di Indonesia.
"Sertifikasi ponsel di sini (Indonesia) agak-agak old school. Prosesnya lama sekali, paling lama dibandingkan pasar lain sehingga masuknya produk kami agak tersendat," keluh Barra.
Perkara sertifikasi dari Ditjen Postel ini sebelumnya sempat disebut Barra sebagai penyebab tidak hadirnya smartphone andalan Xiaomi Mi3 di Indonesia.
Tadinya Barra hendak menjadikan Mi3 sebagai produk perdana perusahaannya di Indonesia, tapi hal itu urung dilakukan karena proses sertifikasi memakan waktu terlalu lama.
"Harapan saya, di masa depan nanti prosesnya bisa dipersingkat lagi," tambah Barra.
Di samping itu, Barra juga mengutarakan hambatan lain berupa masih rendahnya pertumbuhan e-commerce di Indonesia. Padahal, e-commerce adalah jalur distribusi yang diandalkan Xiaomi untuk menekan harga jual.
"Perkiraan saya, hanya sekitar 5 persen smartphone di sini yang terjual melalui jalur online. Angka itu rendah, bahkan dibandingkan dengan India," katanya.
Meski demikian, Barra mengaku optimistis keadaan pasar akan membaik di masa depan dengan bantuan pemerintah baru. "Pemerintahan Jokowi saya lihat sangat progresif. Saya harap dia akan bisa membantu mengembangkan e-commerce di Indonesia."
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.