Pada media CBC, seperti KompasTekno kutip dari Mashable, Selasa (9/12/2014), Casserly menceritakan, pada 22 Oktober 2013 malam, sekitar pukul 1:30 dini hari, ia terbangun ketika mendengar suara letusan yang cukup keras dari arah balik tubuhnya.
Casserly sempat terpana selama beberapa saat, sebelum akhirnya menyadari bahwa baterai dari ponsel miliknya itu sedang terbakar.
"Bagian belakang tubuh saya menghadap ke ponsel itu dan... saya melihat ada cahaya di bahu saya, yang ternyata adalah bagian dalam baterai sedang terbakar. Perangkat itu kemudian menghantam tembok dan jatuh ke ranjang," ungkap Casserly.
Casserly mengklaim, akibat letusan tersebut, bagian baterai dan casing baterai sampai terpisah dan melayang ke arah berbeda. Bagian yang terpisah itu membuat beberapa kebakaran kecil di dua tempat yang berbeda.
"Saya menyadari telah terjadi kebakaran dan dalam keadaan setengah duduk, saya mematikan api menggunakan bantal," kata Casserly.
Pihak Samsung sudah turun tangan dalam menyelidiki kasus ini. Kesimpulan dari hasil analisis tim ahli Samsung memperlihatkan bahwa Casserly ternyata menggunakan baterai dari pihak ketiga.
Akan tetapi, Casserly membantah hasil analisis tersebut dengan menyatakan bahwa ia tidak pernah mengganti baterai sejak membeli Galaxy Ace 2 tersebut tahun lalu.
Pada akhirnya, Samsung tetap memberikan perangkat pengganti kepada Casserly. Namun, Casserly menyatakan belum akan menggunakan Galaxy Ace 2 baru milikinya ini. Ia mengaku khawatir, peristiwa terbakarnya ponsel ini akan terjadi kembali.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.