KOMPAS.com — Korea Utara (Korut) sebelumnya telah membantah bertanggung jawab atas serangan cyber yang menimpa Sony Pictures. Akan tetapi, hal itu tak menghalangi pihak Pemerintah AS untuk melakukan penyelidikan lebih lanjut.
Hasilnya, sebagaimana dikutip Kompas Tekno dari The New York Times, Kamis (18/12/2014), pihak Pemerintah AS berkesimpulan bahwa Korut betul merupakan dalang di balik peretasan besar-besaran tersebut.
Pejabat senior di kalangan Pemerintah AS menolak mengungkapkan apa saja yang ditemukan dari hasil penyelidikan.
Yang jelas, serangan terhadap Sony diketahui merupakan peretasan yang disponsori oleh institusi negara, dan merupakan kejadian hacking paling merusak yang pernah terjadi di AS.
Pihak Gedung Putih masih mempertimbangkan apakah mereka akan menuding Korut secara terbuka atau tidak karena dikhawatirkan akan memperburuk situasi bagi beberapa kalangan, misalnya Jepang—negara asal Sony—yang berusaha menjaga hubungan dengan Korut.
Kesimpulan Pemerintah AS ini muncul di tengah-tengah pembatalan rilis film The Interview oleh Sony Pictures. Peretas mengancam jaringan bioskop AS agar tidak menayangkan film itu pada musim liburan mendatang.
Akibat ancaman itu, empat jaringan bioskop terbesar di AS, yakni Regal Entertainment, AMC Entertainment, Cinemark, dan Carmike Cinemas, berikut beberapa jaringan lain yang lebih kecil menolak penayangan The Interview.
The Interview yang ceritanya mengisahkan upaya pembunuhan pemimpin Korut, Kim Jong Un, diduga merupakan motif utama peretasan atas Sony Pictures.
Pihak Korut pernah menyatakan keberatannya secara terbuka mengenai The Interview. Para peretas juga beberapa kali mengirimkan kecaman terhadap film tersebut.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.