Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 19/12/2014, 10:56 WIB
Oik Yusuf

Penulis

Sumber BBC
Ilustrasi

KOMPAS.com - Emosi pendiri layanan pesan instan Snapchat Evan Spiegel campur aduk. “Saya merasa ingin menangis sepanjang pagi,” katanya, seperti dikutip Kompas Tekno dari BBC, Jumat (19/12/2014).

Apa pasal? Rupanya, Snapchat ikut menjadi “korban” peretasan Sony Pictures baru-baru ini. Melalui e-mail, Spiegel pernah menguraikan rencana masa depan perusahaannya secara mendetail dengan eksekutif Sony Michael Lynton yang juga duduk sebagai anggota dewan direksi Snapchat.

Rencana inilah yang terbongkar gara-gara peretas menyusup ke sistem Sony Pictures. Informasi Snapchat yang bocor termasuk sensitif, seperti data keuangan dan akuisisi yang tidak dipublikasikan.

Informasi tersebut membeberkan ambisi masa depan Snapchat, layanan instant messaging dimana pesan yang terkirim -termasuk foto dan video- akan segera menghilang beberapa saat setelah dibuka.

Disebutkan bahwa Snapchat telah membeli Vergence Labs, perusahaan pembuat kacamata mirip Google Glass yang dilengkapi kamera tersembunyi. Terungkap pula bahwa Snapchat menghabiskan jutaan dollar AS untuk membeli Scan.me, perusahaan pembuat QR code dan platform iklan iBeacon.

“Perasaan saya macam-macam setelah rencana bisnis kita dibocorkan ke publik kemarin malam,” kata Spiegel dalam memo yang dilayangkan kepada karyawan Snapchat. “Jelas saya marah dan merasa hancur.”

Kendati demikian, pihak Snapchat tidak berencana mengajukan gugatan hukum terhadap Sony Pictures atau pihak lain manapun.

Sony Pictures sendiri tengah babak belur akibat serangan hacker yang dilancarkan pada akhir November lalu. Peretas membocorkan data rahasia dari sekitar 15.000 karyawan studio film Hollywood itu, juga sejumlah film yang belum dirilis.

Terakhir, Sony Pictures dibuat bertekuk lutut dengan membatalkan rencana screening perdana The Interview, film komedi bertema pembunuhan terhadap pemimpin Korut Kim Jong Un yang diduga menjadi motif peretas membobol sistemnya.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca tentang
Sumber BBC
Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda
28th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com