Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Usai Diretas, Sony Corp Ambil Peran Lebih Besar di Sony Pictures

Kompas.com - 25/12/2014, 19:20 WIB
Palupi Annisa Auliani

Penulis

Sumber Reuters
TOKYO, KOMPAS.com - Kantor Pusat Sony Corp mengubah pola kerja mereka dengan studio Sony Pictures di Amerika Serikat, setelah serangan peretasan dan kontroversi atas film komedi satire "The Interview". Setiap keputusan studio itu di masa mendatang akan dikonsultasikan dulu dengan CEO grup.

Sebelum ada serangan peretasan itu, Sony Pictures Entertainment relatif independen dalam hubungannya dengan kantor pusat Sony di Jepang, di luar slogan perusahaan "Satu Sony" yang mencakup industri film, musik, gadget, hingga asuransi tersebut.

Namun, CEO Sony Corp, Kazuo Hirai, menjadi lebih terlibat dengan kegiatan operasional Sony Pictures, setelah serangan peretasan yang sampai menyebabkan kebocoran informasi--dari data e-mail internal, gaji dan rekam medis karyawan, hingga film yang belum tayang. Serangan terhadap Sony Pictures bahkan bisa jadi merupakan peretasan paling besar di Amerika.

Para pejabat yang terkait dengan relasi di internal grup tersebut, mengatakan Presiden Direktur Sony Picture Michael Lynton berkonsultasi dengan Hirai sebelum mengubah keputusan soal peluncuran film "The Interview" yang bertutur tentang kisah fiksi pembunuhan Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un.

Sebelumnya, Lynton telah memutuskan membatalkan penayangan film tersebut setelah jaringan bioskop menolak memutar film itu karena mendapat ancaman dari peretas. Namun, keputusan Lynton berubah tak lebih dari sepekan sejak pembatalan itu.

Perubahan keputusan Lynton ini terjadi setelah bahkan Presiden Amerika Serikat Barack Obama ikut bersuara mengkritisi pembatalan pemutaran film tersebut. Obama bahkan menyebut Sony salah telah memutuskan membatalkan pemutaran film itu. (Baca: Obama: Andai Sony Bicara Dulu dengan Saya...)

Meski demikian, sumber di internal Sony itu mengatakan Hirai menyetujui kedua keputusan Lynton, membatalkan dan tak jadi membatalkan pemutaran film tersebut. "Lynton telah membuat keputusan, tetapi Hirai mendukung kedua keputusan itu," kata sumber yang menolak disebutkan namanya karena tak punya otoritas berbicara kepada media.

Saat ini, Hirai bahkan berada di California, Amerika, tempat dia memiliki sebuah rumah di sana, untuk berlibur sekaligus berkomunikasi intensif dengan Lynton, menurut sumber lain di Sony.

Sebelumnya, Pemerintah Amerika Serikat menuding Korea Utara berada di balik serangan peretasan tersebut. Obama bahkan menyuarakan bakal ada "tindakan balasan" yang proporsional sebagai pembelaan atas kebebasan berbicara dan menyatakan pendapat melawan sensor dari para diktator di berbagai tempat.

Hirai (54), adalah pembicara dalam bahasa Inggris dan Jepang yang tumbuh besar di Amerika Serikat, Kanada, dan Jepang. Lulus dari Universitas Tokyo, dia bergabung dengan Sony Music Entertainment di 1984, dan belakangan bekerja untuk unit video games perusahaan tersebut yang kemudiannya menjadi salah satu sosok di balik pertumbuhan bisnis PlayStation.

Sosok Hirai dinilai luas sebagai salah satu dari sedikit petinggi Sony Corp yang punya kemampuan mengembangkan bisnis manufaktur dan pembuatan film di Tokyo dan Hollywood.

Studio Sony di Hollywood sepenuhnya dimiliki oleh Sony Corp, dibeli pada 1989, tetapi biasanya membuat keputusan secara independen. Beberapa bulan lalu, misalnya, Hirai meminta wakil pemimpin Sony Pictures, Amy Pascal, membatalkan penayangan adegan pembunuhan di "The Interview" tetapi ditentang oleh pembuat film ini termasuk bintang di film itu Seth Rogen.

Informasi soal permintaan Hirai yang ditentang tersebut merupakan salah satu informasi yang diretas dari Sony Pictures dan disebar ke publik. Bukan hal yang jarang bagi Hirai membaca naskah film yang dibuat Sony Pictures, tetapi sangat jarang dia mengomentari satu adegan khusus.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Reuters
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com